Senin, 28 Maret 2016

makalah dasar dan Asas - asas Pendidikan Islam




DASAR DAN ASAS- ASAS PENDIDIKAN ISLAM
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Tasman Hanani, M. A
Di susun oleh :
KELOMPOK 1

            1. Ahmad Nur Rizal           14410196
            2. Dini fitriani Pertiwi         15410018
            3. Nur Amntillah                  15410036
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2016




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, kesehatan dan karunia-Nya sehingga kami  dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Ilmu Pendidikan ini sehingga makalah dengan judul “dasar dan Asas- asas Pendidikan Islam” bisa sampai ditangan anda semua dan selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penulisan karya tulis ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1.      Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan ini dapat diselesaikan.
2.      Bapak Dr. H. Tasman Hanani, M. A. selaku dosen mata Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Agama Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3.      Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah  ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga melalui hasil makalah ini, memberikan banyak manfaat yang berharga bagi setiap pembaca. Kami  sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kemajuan selanjutnya yang lebih baik dan maksimal. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak dan  mohon  maaf bila ada salah kata dalam penyusunan tugas makalah ini.



Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii                   
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1        
1.      Latar belakang...................................................................................................1
2.      Rumusan masalah..............................................................................................1
3.      Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
1.      Dasar Pendidikan Islam......................................................................................2
2.      Dasar-dasar filosofis dan metodologi pendidikan islam.....................................7
3.      Analisis Dasar- dasar pendidikan Islam.............................................................8
4.      Asas- asas pendidikan.......................................................................................13
BAB III PENUTUP............................................................................................17
1.      Kesimpulan........................................................................................................17
2.      Saran..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................18






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Agama Islam adalah agama yang Universal. Yang mengajarkan kepada umat manusiamengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupu ukhrawi.Salah satu diantara ajaran islam tersebut adalah, mewajibkan umat islam untuk melaksanakan pendidikan. Karena meenurut ajaran Islam, pendidikan adalah juga merupakan kebutuhan Hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dan kehidupannya.
Lebih- lebih Islam adalah merupakan agama ilmu dan agama akal. Karena selalu mendorong umatnya untuk mempergunakan akal dan menuntut ilmu pnegetahuan, agar dengan demikian mereka dapat membedakan mana yag benar dan mana yang salah, dapat menyelami hakikat alam, dapat menganalisa segala pengalaman yang telah dialami oleh umat- umat yang telah lalu dengan pandangan ahli- ahli filsafat yang menyebut manusia sebagai homo sapiens, yaitu sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan dan dengan dasar itu manusia ingin selalu mengetahui dengan apa yang ada disekitarnya. Bertolak dari itu pula manusia dapat dididik dan diajar.
B.     Rumusan Masalah
a.       Apa saja Dasar pendidikan Islam ?
b.      Bagaimana dasar Filosofis dan Metodologis Pendidikan Islam ?
c.       Bagaimana Analisis Dasar Pendidikan Islam ?
d.      Apa yang dimaksud dengan Asas- asas pendidikan Islam ?

C.     Tujuan
a.       Mengetahui Dasar pendidikan Islam.
b.      Mengetahui dasar Filosofis dan Metodologis Pendidikan Islam.
c.       Mengetahui bagaimana Analisis Dasar Pendidikan Islam.
d.      Mengetahui Asas- asas pendidikan Islam.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dasar pendidikan islam
Prof. Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany menyatakan bahwa dasar pendidikan islam identik dengan dasar tujuan islam. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu al-Qur’an dan Hiadits. Pemikiran yang serupa, juga dianut oleh para pemikir pendidikan islam. Atas dasar pemikiran tersebut, maka para ahli didik dan pemikir pendidikan Muslim mengembangkan pemikiran mengenai pendidikan islam dengan merujuk kedua sumber utama itu, dengan bantuan berbagai metode dan pedekatan seperti qiyas, ijma’, ijtihad, dan tafsir. Berangkat dari sini kemudian di peroleh suatu rumusan pemahaman yang komprehensif tentang alam semesta, manusia, masyarakat dan bangsa, pengetahuan kemanusiaan dan akhlak ( al-Syaibany, 1979). Hasil pemikiran tersebut kemudian menjadi titik awal dari kajian tentang pendidikan dalam islam. Sebab dalam pandangan filsafat pendidikan islam, kelima unsur tersebut berkaitan erat dengan permasalahan pendidikan.
Pendidikan islam menempatkan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah. Dengan demikian manusia sebagai objek sekaligus juga adalah subjek pendidikan yang tidak bebas nilai. Hidup dan kehidupannya diikat oleh nilai-nilai yang terkandung dalam hakikat penciptaannya. Maka apabila dalam menjalani kehidupan, sikap dan perilakunya sejalan dengan hakikat itu, manusia akan mendapatkan kehidupan yang bahagia dan bermakna. Sebaliknya jika tidak sejalan atau bertentangan dengan prinsip tersebut, manusia akan menghadapi berbagai permasalahan yang rumit, yang apabila tidak terselesaikan akan membawa pada kehancuran.
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut tegak kokoh berdiri. Dasar suatu bangunan yaitu fondamen yang menjadi landasan bangunan tersebut agar bangunan itu tegak dan kokoh berdiri. Demikian pula dasar pendidikan Islam yaitu fondamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat tegak berdiri tidak mudah roboh karena tiupan angin kencang berupa ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan datang. Dengan adanya dasar ini maka pendidikan Islam akan tegak berdiri dan tidak rnudah diombang-ambingkan oleh pengaruh luar yang mau merobohkan ataupun mempengaruhimya.
Dasar pendidikan Islam secara garis besar ada 3 yaitu: Al-Quran, As-Sunah dan Perundang-undangan yang berlaku di negara kita.
a. Al-Quran
Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ayat Al-Quran yang pertama kali turun adalah berkenaan di samping masalah keirnanan juga pendidikan.
Allah berfirman:




Artinya :        “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah    menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5)

Dari ayat-ayat tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa seolah-olah Tuhan berkata hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan Pencipta manusia (dan segumpat darah), selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan memeliharanya agar tidak luntur hcndaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Bahkan tidak hanya itu Tuhan juga memberikan bahan (materi/pendidikan agar manusia hidup sempurna di dunia ini).
Allah Berfirman:




Artinya:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya kemudian mengemukakan  kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku narna benda-benda itu, jika kamu memang benar-benar orang yang benar,”(QS. Al-Baqarah: 31)
Ayat ini menjelaskan bahwa untuk memahami segala sesuatu belum cukup kalau hanya memahami apa, bagaimana serta manfaat benda itu tetapi harus memahami sampai ke hakikat dari benda itu.Dengan penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa Islam menegaskan bahwa supaya manusia itu menemukan jati dirinya sebagai insan yang bermartabat maka tidak boleh harus menyelenggarakanm pendidikan dan pengajaran. Di Samping itu masih banyak lagi ayat-ayat Al-Quran yang menyinggung pendidikan antara lain: Surat Al-Baqarah ayat 129 dan 151; surat Ali Imran ayat 164; surat A1-jumuah ayat 2 dan sebagainya.

b. As-Sunah
Rasulullah saw. mengatakan bahwa beliau adalah juru didik. Dalam kaitan dengan ini M. Athiyah al Abrasyi mengatakan: Pada suatu hari Rasul keluar dari rurnahnya dan beliau menyaksikan adanya dua pertemuan; dalam pertemuan pertama, orang-orang yang berdoa kepada Allah ‘Azza wajalla, rnendekatkan din kepada-Nya; dalam pertemuan kedua orang sedang memberikan pelajaran. Langsung beliau bersabda:





Artinya:                           
    “Mereka ini (pertemuan pertama), minta kepada Allah, bila Tuhan menghendaki maka Ia akan memenuhi permintaan tersebut, dan jika Ia tidak menghendaki maka tidak akan dikabulkannya. Tetapi golongan kedua ini, mereka mengajar manusia, sedangkan saya sendiri diutus untuk juru didik.”

Setelah itu beliau duduk pada pertemuan kedua ini. Praktek ini membuktikan kepada kita suatu contoh terbaik betapa Rasul mendorong  orang belajar dan menyebarkan ilmu secara luas dan suatu pujian atas keutamaan juru didik. ‘
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah menjunjung tinggi kepada pendidikan dan memotivasi agar berkiprah kepada pendidikan dan pengajaran. Di samping sebagaimana tersebut di atas Rasulullah saw.  Sendiri memerintahkan kepada orang-orang kafir yang tertawan akibat perang Badar, apabila ia ingin bebas supaya terlebih dahulu mereka mau mengajar 10 orang Islam.  Sikap Rasul seperti tersebut di atas merupakan fakta bahwa Islam sangat mementingkan adanya pendidikan dan pengajaran.
Rasulullah saw. bersabda:



Artinya:
“Barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Tuhan akan mengekangnya dengan kekang berapi.” (HR. Ibnu Majah)
Dari hadis ini dapat diambil kesimpulan bahwa Rasuiullah saw mewajibkan kepada umatnya untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.


Berdasarkan penjelasan di atas, maka Ilmu Pendidikan Islam perlu dipelajari dan diajarkan képada para peminat atas dasar hal-hal sebagai berikut:
a.         Hakikat pendidikan Islam adalah proses membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak didik agar menjadi manusia dewasa sesuai dengan tujuan pendidikan Islam.
b.         Asas pendidikan Islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam perikehidupan yang berkeseimbangan antara kehidupan duniawiah dan ukhrawiah, jasmaniah dan rohaniah atau antara kehidupan materiil dan mental spiritual. Asas-asas yang lain dalam pelaksanaan operasional seperti asas adil dan merata, asas menyeluruh dan asas integralitas, adalah dijadikan pegangan juga dalam pendidikan praktis sesuai pandangan teoretis yang dipegangi.
c.         Modal dasar pendidikan Islam adalah kemauan dasar (fitrah) untuk berkembang dan masing-masing pribadi manusia sebagai karunia Tuhan. Kemampuan dasar ini merupakan potensi mental-spiritual dan fisik yang diciptakan Tuhan sebagai fitrah yang tidak bisa diubah atau dihapuskan oleh siapapun, akan tetapi dapat diarahkan perkembangannya dalam proses pendidikan dan sampai titik optimal yang berakhir pada takdir Tuhan. Bagi masing-masing manusia melainkan watak kepribadian akibat berbeda-bedanya kemampuan dasar dan keturunan adalah dipandang sebagai realitas individual yang menuntut kesempatan berkembang melalui proses kependidikan yang tepat dan akurat. Tanpa penyediaan kesempatan yang cukup memadai (favourable) maka kemampuan dasar tersebut tidak akan mengalami perkembangan yang progresif vertikal dan horizontal secara normal dan optimal.
d.         Saran strategis pendidikan Islam adalah menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai agama dan nilai-nilai ilmu pengetahuan secara mendalam dan meluas dalam pribadi anak didik, sehingga akan terbentuklah dalam dirinya. sikap beriman dan bertakwa dengan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan istilah lain sasaran pendidikan Islam adalah mengintegrasikan iman takwa dengan ilmu pengetahuan dalam pribadi manusia untuk mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.


B.     Dasar-dasar filosofis dan metodologi pendidikan islam
Upaya yang memanusiakan manusia yang akhirnya membuahkan kemajuan kebudayaan dan peradaban suatu bangsa, secara historic merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses eksistensi bangsa itu.
Dalam perjalanan sejarah kemajuan islam, kemajuan kebudayaan dan peradaban saat itu di tandai oleh sejajarnya antara kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ( Iptek ) dengan penghayatan moral. Namun serentak kemajuan kebudayaan Islam mulai memudar bila dibandingkan dengan kemajuan Barat yang memiliki kemampuan tinggi dalam bidang iptek saat ini, timbullah pertanyaan mengapa hal itu bias trjadi. Jawabannya adalah Karena lemahnya pendidikan islam itu sendiri dalam berbagai aspeknya.
Akan tetapi kemajuan barat saat ini terutama dalam penguasaan Iptek telah mengakibatkan munculnya secara ekstrim kebudayaan material mengundang kritik yang cukup tajam, justru manusia belum juga mampu menggapai kebahagiaan yang hakiki dengan hanya berlimpah ruahnya materi.
Mengapa Pendidikan Islam sangat lemah perhatiannya terhadap penguasaan Iptek, khususnya di saat terjadinya kemunduran kebudayaan islam, dan mengapa kemajuan barat dalam aspek material masih pula mendapatkan kritikan karena belum mampunya menghantarkan umat k eke bahagiaan yang hakiki, adalah suatu indikator dri kelemahan dasar filosofik pendidikan. Sebab aspek filosofis mejadi salah satu asas yang penting dri kurikulum pendidikan.
Di lain pihak khususnya tentang pendidikan islam, tampak bukan saja kelemahan segi dasar-dasar filosofisnya, tetapi juga kelemahan teoritis dan system pendidikannya. Dalam sejarahnya, pendidikan yang dilakukan umat islam lebih menunjukkan pendidikan praktis, belum berdasar pada prinsip-prinsip filsafat dan teori pendidikan, atau dalm istilah lai belum berdasarkan suatu system pendidikan yang jelas.
Memang sebenarnya umat islam baru saja menyadari adanya persoalan yang cukup mendasar didalam system pendidikannya. Kesadaran tersebut baru muncul sekitar akhir abad ke-19 M atau awal abad ke-20, setelah umat islam menyadari bahwa peradaban yang dimilikinya jauh tertinggal dari kemajuan yang lebih dicapai oleh barat. ( Harun Nasution, 1982 :33).
Membicarakan mengenai dasar-dasar filosofik da n metodologis pendidikan islam yang dimaksud disini adalah bagaimana upaya kita menemukan konsep-konsep dasar dalam rangka pembangunan pendidikan islam sebagai disiplin keilmuan. Membicarakan dasar-dasar filosofis pendidikan islam tidaklah keluar dari bidang ontology, epistimologi, dan aksiologi.
Dengan kata lain pembicaraan filsafat pendidikan ini membicarakan hakikat realita dengan segenap permasalahannya. Menjawab pertanyaan apakah sesungguhnya ilmu itu, sumbernya, proses terjadinya dan sebagainya, serta menyelidiki nilai-nilai (value). ( M. Noor Syam, 1984 : 28-35).
C.     Analisis Dasar- dasar pendidikan Islam
            Sebagai aktivitas yang bergerak dalam pendidikan dan pembinaan kepribadian, tentunya pendidikan islam mememrlukan landasan kerja untuk memberi arah bagi programnya. Sebab dengan adanya dasar juga berfungsi sebagai sumber semua peraturan yamg kan diciptakan sebagai pegangan langkah pelaksanaan dan sebagai jalur langkah yang menentukan arh usaha tersebut.
Dasar pelaksanaan pendidikan islam terutama adalah Al- Quran dan Al- Hadis. Dalam Al- quran, surat Asy- Syura, ayat 52 :







Artinya :
“Dan demikian Kami  wahyukan kepada wahyu ( Al- Quran) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al- Kitab ( Al- Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al- Quran itu cahaya yang kami berikan petunjuk dengan dia siapa yang kami kehendaki diantara hamba- hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang benar”.
Hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya :
“sesungguhya orang mu’ min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepadanya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal dan pikirannya, serta menasihati pula akan dirinya sendiri, menaruh perhatian serta mengamalkan ajaran- Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan”. ( Al- Gazali, Ihya’ Ulumuddin hal.90)
Dari ayat Al- quran dan Hadis di atas dapat diambil titik relevansinya dengan atau sebagai dasra pendidikan dasar agama, megingat:
1.      Bahwa Al- quran diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk ke arah jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
2.      Menurut hadis Nabi bahwa diantara sifat orang mukmin adalah saling menasehati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dala bentuk pendidikan islam.
3.      Al- Quran dan Hadis tersebut menerangkan bahwa Nabi dalah benar- benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberikan petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Isla.
Prof Dr. Moh. Athiyah al- Abrasyi dalam bukunya “ dasar- dasar Pokok Pendidikan Islam” menegaskan bahwa pendidikan agama islam adalah untuk mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadilah ( keutamaan ), membiasakan mereka dalam kesopanan yang tinggi mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur.
Bagi umat islam maka dasar agama islam adalah merupakan fondasi utama dari keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran- ajaran islam bersifat universal yang mengandung aturan- atiran yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dalam hubungannya dengan khaliknya yang diatur dalam ubudiyah, juga da;am hubungannya dengan sesamanya yang diatur didalam muamalah, masalah berpakaian jula beli, aturan budi pekerti yang baik dan sebagainya.
Urutan prioritas pendidikan Islam dalam upaya pembentukan kepribadian muslim, sebagaimana diilustarsikan berturut- turut dalam Al- quran surat Lukman, mulai ayat 3 dan seterusnya adalah :

1.      Pendidikan keimanan kepada Allah SWT
Artinya :
“ dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya. Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya memepersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Lukman ayat 31).

Pendidikan yang utama dan pertama adalah pembentuka keyakianan kepada Allah yang diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepriadian anak didik.

2.      Pendidikan Akhlaqul Karimah
Berakhlak mulia merupakan modal bagi setiap oorang dalam menghadapi pergaulan antar sesamanya. Akhlak termasuk makna yanga penting dalam hidup ini . tingkatnya berada sesudah keimanan/ kepercayaan kepada Allah, malaikatnya, Rasul- rasulnya dan hari akhir yang terkandung hasyar, hisab, balasan akhirat dan qada dan qadar Allah. Apabila beriman kepada Allah maka berkaitan erat antara hubungan kita sebagai hambanya dan Allah sebagai Tuhan kita. Akhlak itu tidak terbatas pada hubungan antara manusia dan manusia lainnya, tetapi melebihi itu, juga mengatur hubungna manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan ini dan juga mengatur hubungan hamba denganTuhannya.
Firman Allah :




  
Artinya:
“ dan kami memerintahkan kepada manusia berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah dan mneyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada- Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada Aku kembalimu. (QS. Lukman 14)

Firman Allah SWT :






Dan janglah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan jangalah kamu berjalan diatas muka bumi ini dengan Angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang sombong lagi membanggakan Diri. (QS. Lukman: 18)

Firman Allah SWT :





Artinya :
“dan sederhanalah kamu dalam berjalan, dan lunakkanlah suara-mu. Sesungguhnya seburuk- buruknya suara adalah suara keledai”. (QS. Lukman 19)








3.      Pendidikan Ibadah
Ibadah yang secara awam diartikan sesembahan, pengabdian, sebenarnya adalah istilah yang paling luas dan mencakup tidak hanya penyembahan, tetapi juga berhubungan dengan laku manusia meliputi kehidupan. Islam memberikan peraturan- peraturan dalam hal peribadatan. Praktek- praktek keagamaan menjadi suatu manifestasinyayang lebih baik dari suatu badan dan jiwa daripada kenyataan bahwa pennyembahan satu Tuhan dan penuaian kewajiban terhadap masyarakat diperintahkan dalam satu perintah yang sama.
Firman Allah SWT :






Artinya :
“Hai Anakku, dirikanlah solat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa ynag menimpa kamu.  Sesungguhnya hal- hal yang demikian itu termasuk hal- hal yang diwajibkan Allah” (QS. Lukman 17)

Firman Allah :










Artinya :
“Wahai mnausia berbaktilah engkau kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang- orang sebelum kamu mudah- mudahan kamu menjadi orang- orang yang bertakwa- la”allakum tattakun”. (QS. Lukman 21)

Takwa maupun menanamkan dan menumbuhkan sifat- sifat terpuji kedalam diri seseorang yang berpengaruh penting didalam kehidupan manusia menepati janji, menegakkaan keadilan, bersifat pemaaf,  istiqomah dan tidak memiliki rasa takut dan duka didalam mengahadapi kehidupan yang berubah- ubah.

D.    Asas- asas pendidikan
Pendidikan itu mempunyai asas-asas tempat ia tegak dalam materi, interaksi, inovasi, dan cita-citanya. Jadi ia seperti kedokteran, misalnya, atau teknik atau pertanian. Masing-masing  tidak dapat berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu arena dimana dipraktekkan sejumlah ilmu yang erat hubungan satu sama lain dan jalin-menjalin.
Bidang pertanian misalnya, merupakan tempat pertemuan kimia umum, kimia tanah, ilmu tumbuh-tumbuhan atau lapisan bumi dan ilmu tanah, anatomi tumbuh-tumbuhan, kilmatologi, genetik pemakanan dan lain-lain. Begitu juga berpuluh-puluh ilmu lain, hasil-hasti terapannya bertermu pada bidang pertanian.
Jadi seorang dokter atau insinyur pertanian atau seorang pendi dik memerlukan asas-asas untuk memPermahir professi dan menambah pengetahuan, memperkaya pengalaman dan mengembangkan ketrampilan. Ini menghendaki kita jangan mengkajianya sekali saja, atau untuk mendapat ijazah, tetapi perlu selalu menela’ah, dan terus berkomunikasi. Dokter yang berhasil  tidak akan terus berhasil tanpa menela’ah dan berhubung terus dengan cabang-cabang spesialisasinya. Begitu juga halnya dengan ahli pertanian dan guru. Kalau tidak niscaya perkembangan ilmiah dan professional masing-masing akan berhenti. Jadi mengetahui dan mendalami asas-asas ini bukanlah tugas pemikir dan ahli-ahli saja, tetapi praktisioner di rumah sakit dan fabrik, kebun atau disekolah.



Berkenaan dengan asas-asas yang kita maksudkan, yaitu - asas pendidikan, dapat kita uraikan dalam enam asas berikut ini.
a.        Asas-asas historis yang mempersiapi sipendidik dengan hasil-hasil pengalaman masa lalu, dengan undang-undang dan peraturan-peraturannya, batas-batas dan kekurangan-kekurangannya.
b.       Asas-asas sosial yang memberinya kerangka budaya dan mana pendidikan itu bertolak dan bergerak: memindah budaya, memiih, dan mengembangkannya.
c.        Asas-asas ekonomi yang memberinya perspektif tentang potensi-potensi manusia dan keuangan, materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya dan bertanggungjawab terhadap anggaran belanjanya.
d.       Asas-asas politik dan administrasi yang memberikan bingkai ideologi (aqidah) dan mana ia bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat.
e.        Asas-asas psikologis yang memberinya informs tentang watak pelajar-pelajar, guru-guru, cara-cara terbaik dalam praktek, pencapaian dan penialan, dan pengukuran dan bimbingan
f.        asas-asas filsafat yang berusia memberinya kemampuan memilih yang lebih baik, memberi suatu sistem, mengontrolnya, dan memberi arah kepada semua asas-asas yang lain.

           Interaksi antara asas-asas ini didalam proses pengajaran menghendaki beberapa keterangan yang dapat kita simpulkan dalam tiga hal berikut:
1. Setiap asas itu bukanlah satu ilmu atau mata pelajaran tetapi sejumlah ilmu dan cabang-cabangnya:
·         Asas-asas sejarah meliputi sebahagian ilmu sejarah dan arkeologi, dokumen-dokumen dan benda-benda tertulis yang dapat menolong menafsirkan pendidikan dari segi sejarah dan peradaban.
·         Asas-asas sosial meliputi sebahagian ilmu sosiologi dan kependudukan, antropologi dan etnologi yang dapat menafsirkan masyarakat dan kumpulan, milieu dan penduduk, sosialisasi dan perobahan, dan lain-lain.
·         Asas-asas ekonomi meliputi sebahagian ilmu ekonomi dan akaunting, bugeting dan perencanaan yang dapat menolong dalam investasi yang lebih ideal, pulangan yang lebih memuaskan, dan kemampuan yang lebih tinggi.
·         Asas-asas politik dan administrasi meliputi sebahagian ilmu administiasi dan organisasi, undang-undang dan perundang-undangan yang dapat menafsirkan susunan organisasi pendidikan dan mengarahkan geraknya.
·         Asas-asas psikologi meliputi sebahagian ilmu tingkah laku, biologi, fisiologi dan komunikasi yang sesuai untuk memahami pengajaran dan proses belajar, perkembangan dan pertumbuhan, kematangan, kemampuan dan kecerdasan, persepsi dan perbedaan perbedaan perseorangan, minat dan sikap.
·         asas-asas  filsafat mengandung sebahagian ilinu etika dan estetika, ideologi dan logika untuk memberi arah kepada pengajaran dan menyelaraskan interaksi-interaksi masing-masing, menyusun sistem-sistemnya sesudah diteliti dan dlikritik, dianalisa dan dibuat sintesis.
          Ini tidak berarti bahwa asas pendidikan meliputi semua ilmu-ilmu ini, tetapi sekadar bagian yang sesuai untuk menafsirkan gejala-gejalanya, dan membahrui interaksi-interaksi yang berlaku padanya. Itulah sebab kita katakan sebahagian ilmu……
         2. Asas-asas ini memberi pendidikan itu sistem-sistem dan organisasi-organisasi, inovasi    dan pembaharuan.
         Dari segi sistem dan organisasi asas-asas ekonomi, misalnya, mmemberi pendidikan itu pengetahuan tentang sumber-sumber dan anggaran belanja, bangunan dan peralatan yang memperbolehkan ia memulakan pekerjaan dan bertolak dari situ. Setiap kekuarangan pada asas ini akan memberi pengaruh negatif kepada pelakSanaan pengajaran dan segi kewajiban belajar, pembinaan sekolah-sekolah, perbaikan kualitas lulusan-lulusan sekolah, meningkatkan mutu guru-guru dan lain-lain.
          Dari segi innovasi dan pembaharuan, m aka pembaharuan ekonomi akan memberi pendidikan alat-alat mengukur, meninjau dan menilai. Maka perkembangan akaunting perbelanjaan akan memberi cara-cara baru mengukur pemasukan dan pengeluaran, untung dan rugi, tanggungan dan dinamisme. Perkembangan administrasi dan organisasi memberi pengetahuan cara-cara baru memasarkan tenaga kerja dan investasi, bimbingan dan pemilihan, meningkatkan kemamlpuan pekerjaan dan pekerja-pekerja.
          Kesimpulannya adalah bahwa asas-asas pendidikan yang enam itu turut membantu dalam mencipta pendidikan dan segi bahwa asas-asas ini adalah sistem dan oraganisasi, begitu juga turut mengadakan pembaharuan dalam pendidikan dari segi bahwa asas-asas ini adalah ilmu-ilmu dan cabang-cabang ilmu.
          Dari sini dapat difahami bahwa pendidikan itu tidak dapat hidup terpisah dari asas-asas itu, sebab kalau demikian maka ia kehilangan akar-akar yang membawa makanan dan urat-urat yang akan membaharui kegiatannya. Sudah tentu peneliti pendidikan dipandang bersalah jika ia tidak memerlukannya atau membatasi pada satu asas saja. Sudah tentu pembaharuan dan perkembangan memerlukan spesialisasi dan pemusatan. Oleh sebab itu para peneliti berspesialisasi dalam satu atau dua asas yang berdekat-dekatan. Semakin tinggi kemajuan semakin bertambah kebutuhan kepada spesialisi seperti berlaku di masyarakat-masyarakat dan universitas-universitas dimana professor-professor menghabiskan umur dalam satu hal yang diselidiki dan diteliti, dikelola dan dibimbing.Sedikit sekali professor-professor pendidikan, juga pada bidang bidang terapan yang lain yang menekuni secara luas dan dalam Semua asas itu.
          3. Asas-asas ini semuanya sukar memainkan peranannya tanpa asas filsafat yang      mengarahkan gerak dan mengatur langkahnya. Ia menentukan yang baik dan sesuai dan mengatur sifatnya yang menyeluruh dan serasi.
          Kita tahu bahwa tiap hari muncul ilmu-ilmu baru dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan pendidikan, itu sebab perlu dipilih dan diseleksi, disaring dan ditapis.Barangkali soal yang mula-mula muncul adalah: kenapa harus dipilih dan diseleksi? Sebab sebahagian pembaharuan itu mungkin dari segi ilmiah sesuai, tetapi dari segi sosial tidak. Teori-teori psikologi dan ekonomi misalnya bertambah kaya dan rumit setiap hari. Tidaklah dapat dibenarkan memperaktekkannya pada bidang pendidikan tanpa selidik, dan tanpa dipiih dan diuji.
          Yang bertugas meneliti, memilih dan menguji adalah filsafat pendidikan yang umum diterima di masyarakat. Dialah yang memberi tanda agar berjalan, seperti halnya dengan polisi lalu lintas yang membenarkan melalui jalan ini atau itu.




BAB III
KESIMPULAN
Dasar pendidikan Islam secara garis besar ada 3 yaitu: Al-Quran, As-Sunah dan Perundang-undangan yang berlaku di negara kita.
Asas pendidikan, dapat kita uraikan dalam enam asas berikut ini :
a.       Asas-asas historis
b.      Asas-asas sosial
c.        Asas-asas ekonomi
d.       Asas-asas politik dan administrasi
e.       Asas-asas psikologis
f.       asas-asas filsafat
pendidikan itu tidak dapat hidup terpisah dari asas-asas itu, sebab kalau demikian maka ia kehilangan akar-akar yang membawa makanan dan urat-urat yang akan membaharui kegiatannya. Sudah tentu peneliti pendidikan dipandang bersalah jika ia tidak memerlukannya atau membatasi pada satu asas saja. Sudah tentu pembaharuan dan perkembangan memerlukan spesialisasi dan pemusatan. Oleh sebab itu para peneliti berspesialisasi dalam satu atau dua asas yang berdekat-dekatan. Semakin tinggi kemajuan semakin bertambah kebutuhan kepada spesialisi seperti berlaku di masyarakat-masyarakat dan universitas-universitas dimana professor-professor menghabiskan umur dalam satu hal yang diselidiki dan diteliti, dikelola dan dibimbing.Sedikit sekali professor-professor pendidikan, juga pada bidang bidang terapan yang lain yang menekuni secara luas dan dalam Semua asas itu.









DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin,  2001.  Teologi Pendidikan Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Buseri, Kamrani. 2003. Antologi Pendidikan Islam dan Dakwah, Yogyakarta : UII Press.
Zuhairini, dkk. 1991. Filsafat pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara.
Ahmadi, Abu dab Nur Uhbiyati. 1996. Ilmu pendidikan Islam (IPI), Bandung : CV. Pustaka Setia.
Langgulung, Hasan. 1987. Asas- asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al- Husna.