DASAR DAN ASAS-
ASAS PENDIDIKAN ISLAM
Makalah
Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen
Pengampu : Dr. H. Tasman Hanani, M. A
Di
susun oleh :
KELOMPOK
1
- Ahmad Nur Rizal 14410196
- Dini fitriani Pertiwi 15410018
- Nur Amntillah 15410036
PRODI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, kesehatan dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Ilmu
Pendidikan ini sehingga makalah dengan judul “dasar dan Asas- asas Pendidikan Islam” bisa sampai ditangan anda
semua dan selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penulisan
karya tulis ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan
dari semua pihak. Untuk itu, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih yang
tulus kepada:
1. Allah
Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan ini dapat
diselesaikan.
2. Bapak
Dr. H. Tasman Hanani, M. A. selaku dosen mata Ilmu Pendidikan jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Agama
Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Dan
semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Semoga
melalui hasil makalah ini, memberikan banyak manfaat yang berharga bagi setiap
pembaca. Kami sangat membutuhkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kemajuan selanjutnya
yang lebih baik dan maksimal. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak
dan mohon maaf bila ada salah kata dalam penyusunan
tugas makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.
Latar belakang...................................................................................................1
2. Rumusan
masalah..............................................................................................1
3.
Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
1.
Dasar Pendidikan
Islam......................................................................................2
2. Dasar-dasar filosofis dan metodologi
pendidikan islam.....................................7
3.
Analisis
Dasar- dasar pendidikan Islam.............................................................8
4.
Asas-
asas pendidikan.......................................................................................13
BAB III PENUTUP............................................................................................17
1.
Kesimpulan........................................................................................................17
2.
Saran..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Agama Islam adalah agama yang Universal. Yang mengajarkan kepada
umat manusiamengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupu ukhrawi.Salah
satu diantara ajaran islam tersebut adalah, mewajibkan umat islam untuk melaksanakan
pendidikan. Karena meenurut ajaran Islam, pendidikan adalah juga merupakan
kebutuhan Hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan pendidikan itu pula
manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dan
kehidupannya.
Lebih- lebih Islam adalah merupakan agama ilmu dan agama akal.
Karena selalu mendorong umatnya untuk mempergunakan akal dan menuntut ilmu
pnegetahuan, agar dengan demikian mereka dapat membedakan mana yag benar dan
mana yang salah, dapat menyelami hakikat alam, dapat menganalisa segala
pengalaman yang telah dialami oleh umat- umat yang telah lalu dengan pandangan
ahli- ahli filsafat yang menyebut manusia sebagai homo sapiens, yaitu sebagai makhluk
yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan dan dengan dasar itu manusia
ingin selalu mengetahui dengan apa yang ada disekitarnya. Bertolak dari itu
pula manusia dapat dididik dan diajar.
B.
Rumusan
Masalah
a.
Apa
saja Dasar pendidikan Islam ?
b.
Bagaimana
dasar Filosofis dan Metodologis Pendidikan Islam ?
c.
Bagaimana
Analisis Dasar Pendidikan Islam ?
d.
Apa
yang dimaksud dengan Asas- asas pendidikan Islam ?
C.
Tujuan
a.
Mengetahui
Dasar pendidikan Islam.
b.
Mengetahui
dasar Filosofis dan Metodologis Pendidikan Islam.
c.
Mengetahui
bagaimana Analisis Dasar Pendidikan Islam.
d.
Mengetahui
Asas- asas pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar pendidikan islam
Prof. Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany menyatakan bahwa dasar
pendidikan islam identik dengan dasar tujuan islam. Keduanya berasal dari
sumber yang sama yaitu al-Qur’an dan Hiadits. Pemikiran yang serupa, juga
dianut oleh para pemikir pendidikan islam. Atas dasar pemikiran tersebut, maka
para ahli didik dan pemikir pendidikan Muslim mengembangkan pemikiran mengenai
pendidikan islam dengan merujuk kedua sumber utama itu, dengan bantuan berbagai
metode dan pedekatan seperti qiyas,
ijma’, ijtihad, dan tafsir. Berangkat dari sini kemudian di peroleh suatu
rumusan pemahaman yang komprehensif tentang alam semesta, manusia, masyarakat
dan bangsa, pengetahuan kemanusiaan dan akhlak ( al-Syaibany, 1979). Hasil
pemikiran tersebut kemudian menjadi titik awal dari kajian tentang pendidikan
dalam islam. Sebab dalam pandangan filsafat pendidikan islam, kelima unsur
tersebut berkaitan erat dengan permasalahan pendidikan.
Pendidikan islam menempatkan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah.
Dengan demikian manusia sebagai objek sekaligus juga adalah subjek pendidikan
yang tidak bebas nilai. Hidup dan kehidupannya diikat oleh nilai-nilai yang
terkandung dalam hakikat penciptaannya. Maka apabila dalam menjalani kehidupan,
sikap dan perilakunya sejalan dengan hakikat itu, manusia akan mendapatkan
kehidupan yang bahagia dan bermakna. Sebaliknya jika tidak sejalan atau
bertentangan dengan prinsip tersebut, manusia akan menghadapi berbagai
permasalahan yang rumit, yang apabila tidak terselesaikan akan membawa pada
kehancuran.
Dasar
adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut
tegak kokoh berdiri. Dasar suatu bangunan yaitu fondamen yang menjadi landasan
bangunan tersebut agar bangunan itu tegak dan kokoh berdiri. Demikian pula
dasar pendidikan Islam yaitu fondamen yang menjadi landasan atau asas agar
pendidikan Islam dapat tegak berdiri tidak mudah roboh karena tiupan angin
kencang berupa ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan datang.
Dengan adanya dasar ini maka pendidikan Islam akan tegak berdiri dan tidak
rnudah diombang-ambingkan oleh pengaruh luar yang mau merobohkan ataupun
mempengaruhimya.
Dasar
pendidikan Islam secara garis besar ada 3 yaitu: Al-Quran, As-Sunah dan
Perundang-undangan yang berlaku di negara kita.
a.
Al-Quran
Islam adalah agama yang membawa misi
agar umatnya menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ayat Al-Quran yang
pertama kali turun adalah berkenaan di samping masalah keirnanan juga
pendidikan.
Allah
berfirman:
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5)
Dari ayat-ayat tersebut di atas dapatlah
diambil kesimpulan bahwa seolah-olah Tuhan berkata hendaklah manusia meyakini
akan adanya Tuhan Pencipta manusia (dan segumpat darah), selanjutnya untuk
memperkokoh keyakinannya dan memeliharanya agar tidak luntur hcndaklah
melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Bahkan tidak hanya itu Tuhan juga
memberikan bahan (materi/pendidikan agar manusia hidup sempurna di dunia ini).
Allah
Berfirman:
Artinya:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda-benda) seluruhnya kemudian mengemukakan kepada para Malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada-Ku narna benda-benda itu, jika kamu memang benar-benar
orang yang benar,”(QS. Al-Baqarah: 31)
Ayat ini menjelaskan bahwa untuk
memahami segala sesuatu belum cukup kalau hanya memahami apa, bagaimana serta
manfaat benda itu tetapi harus memahami sampai ke hakikat dari benda itu.Dengan
penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa Islam menegaskan bahwa supaya manusia
itu menemukan jati dirinya sebagai insan yang bermartabat maka tidak boleh
harus menyelenggarakanm pendidikan dan pengajaran. Di Samping itu masih banyak
lagi ayat-ayat Al-Quran yang menyinggung pendidikan antara lain: Surat
Al-Baqarah ayat 129 dan 151; surat Ali Imran ayat 164; surat A1-jumuah ayat 2
dan sebagainya.
b. As-Sunah
Rasulullah saw. mengatakan bahwa beliau
adalah juru didik. Dalam kaitan dengan ini M. Athiyah al Abrasyi mengatakan:
Pada suatu hari Rasul keluar dari rurnahnya dan beliau menyaksikan adanya dua
pertemuan; dalam pertemuan pertama, orang-orang yang berdoa kepada Allah ‘Azza
wajalla, rnendekatkan din kepada-Nya; dalam pertemuan kedua orang sedang
memberikan pelajaran. Langsung beliau bersabda:
Artinya:
“Mereka ini (pertemuan pertama), minta kepada Allah, bila Tuhan
menghendaki maka Ia akan memenuhi permintaan tersebut, dan jika Ia tidak
menghendaki maka tidak akan dikabulkannya. Tetapi golongan kedua ini, mereka
mengajar manusia, sedangkan saya sendiri diutus untuk juru didik.”
Setelah itu beliau duduk pada pertemuan
kedua ini. Praktek ini membuktikan kepada kita suatu contoh terbaik betapa
Rasul mendorong orang belajar dan
menyebarkan ilmu secara luas dan suatu pujian atas keutamaan juru didik. ‘
Dari penjelasan tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa Rasulullah menjunjung tinggi kepada pendidikan dan memotivasi
agar berkiprah kepada pendidikan dan pengajaran. Di samping sebagaimana
tersebut di atas Rasulullah saw. Sendiri
memerintahkan kepada orang-orang kafir yang tertawan akibat perang Badar,
apabila ia ingin bebas supaya terlebih dahulu mereka mau mengajar 10 orang
Islam. Sikap Rasul seperti tersebut di
atas merupakan fakta bahwa Islam sangat mementingkan adanya pendidikan dan
pengajaran.
Rasulullah
saw. bersabda:
Artinya:
“Barang
siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Tuhan akan mengekangnya dengan kekang
berapi.” (HR. Ibnu Majah)
Dari hadis ini dapat diambil kesimpulan
bahwa Rasuiullah saw mewajibkan kepada umatnya untuk menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran.
Berdasarkan
penjelasan di atas, maka Ilmu Pendidikan Islam perlu dipelajari dan diajarkan
képada para peminat atas dasar hal-hal sebagai berikut:
a. Hakikat
pendidikan Islam adalah proses membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan anak didik agar menjadi manusia dewasa sesuai dengan tujuan
pendidikan Islam.
b. Asas
pendidikan Islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam perikehidupan
yang berkeseimbangan antara kehidupan duniawiah dan ukhrawiah, jasmaniah dan
rohaniah atau antara kehidupan materiil dan mental spiritual.
Asas-asas yang lain dalam pelaksanaan operasional seperti asas adil dan merata,
asas menyeluruh dan asas integralitas, adalah dijadikan pegangan juga dalam
pendidikan praktis sesuai pandangan teoretis yang dipegangi.
c. Modal
dasar pendidikan Islam adalah kemauan dasar (fitrah) untuk berkembang dan
masing-masing pribadi manusia sebagai karunia Tuhan. Kemampuan dasar ini
merupakan potensi mental-spiritual dan fisik yang diciptakan Tuhan sebagai
fitrah yang tidak bisa diubah atau dihapuskan oleh siapapun, akan tetapi dapat
diarahkan perkembangannya dalam proses pendidikan dan sampai titik optimal yang
berakhir pada takdir Tuhan. Bagi masing-masing manusia melainkan watak
kepribadian akibat berbeda-bedanya kemampuan dasar dan keturunan adalah
dipandang sebagai realitas individual yang menuntut kesempatan berkembang
melalui proses kependidikan yang tepat dan akurat. Tanpa penyediaan kesempatan
yang cukup memadai (favourable) maka kemampuan dasar tersebut tidak akan
mengalami perkembangan yang progresif vertikal dan horizontal secara normal dan
optimal.
d. Saran
strategis pendidikan Islam adalah menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
agama dan nilai-nilai ilmu pengetahuan secara mendalam dan meluas dalam pribadi
anak didik, sehingga akan terbentuklah dalam dirinya. sikap beriman dan
bertakwa dengan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan istilah lain sasaran pendidikan Islam adalah
mengintegrasikan iman takwa dengan ilmu pengetahuan dalam pribadi manusia untuk
mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
B. Dasar-dasar filosofis dan metodologi
pendidikan islam
Upaya yang memanusiakan manusia yang akhirnya membuahkan kemajuan
kebudayaan dan peradaban suatu bangsa, secara historic merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari proses eksistensi bangsa itu.
Dalam perjalanan sejarah kemajuan islam, kemajuan kebudayaan dan
peradaban saat itu di tandai oleh sejajarnya antara kemajuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi ( Iptek ) dengan penghayatan moral. Namun serentak
kemajuan kebudayaan Islam mulai memudar bila dibandingkan dengan kemajuan Barat
yang memiliki kemampuan tinggi dalam bidang iptek saat ini, timbullah
pertanyaan mengapa hal itu bias trjadi. Jawabannya adalah Karena lemahnya
pendidikan islam itu sendiri dalam berbagai aspeknya.
Akan tetapi kemajuan barat saat ini terutama dalam penguasaan Iptek
telah mengakibatkan munculnya secara ekstrim kebudayaan material mengundang
kritik yang cukup tajam, justru manusia belum juga mampu menggapai kebahagiaan
yang hakiki dengan hanya berlimpah ruahnya materi.
Mengapa Pendidikan Islam sangat lemah perhatiannya terhadap
penguasaan Iptek, khususnya di saat terjadinya kemunduran kebudayaan islam, dan
mengapa kemajuan barat dalam aspek material masih pula mendapatkan kritikan
karena belum mampunya menghantarkan umat k eke bahagiaan yang hakiki, adalah
suatu indikator dri kelemahan dasar filosofik pendidikan. Sebab aspek filosofis
mejadi salah satu asas yang penting dri kurikulum pendidikan.
Di lain pihak khususnya tentang pendidikan islam, tampak bukan saja
kelemahan segi dasar-dasar filosofisnya, tetapi juga kelemahan teoritis dan
system pendidikannya. Dalam sejarahnya, pendidikan yang dilakukan umat islam
lebih menunjukkan pendidikan praktis, belum berdasar pada prinsip-prinsip
filsafat dan teori pendidikan, atau dalm istilah lai belum berdasarkan suatu
system pendidikan yang jelas.
Memang sebenarnya umat islam baru saja menyadari adanya persoalan
yang cukup mendasar didalam system pendidikannya. Kesadaran tersebut baru
muncul sekitar akhir abad ke-19 M atau awal abad ke-20, setelah umat islam
menyadari bahwa peradaban yang dimilikinya jauh tertinggal dari kemajuan yang
lebih dicapai oleh barat. ( Harun Nasution, 1982 :33).
Membicarakan mengenai dasar-dasar filosofik da n metodologis
pendidikan islam yang dimaksud disini adalah bagaimana upaya kita menemukan
konsep-konsep dasar dalam rangka pembangunan pendidikan islam sebagai disiplin
keilmuan. Membicarakan dasar-dasar filosofis pendidikan islam tidaklah keluar dari
bidang ontology, epistimologi, dan aksiologi.
Dengan kata lain pembicaraan filsafat pendidikan ini membicarakan
hakikat realita dengan segenap permasalahannya. Menjawab pertanyaan apakah
sesungguhnya ilmu itu, sumbernya, proses terjadinya dan sebagainya, serta
menyelidiki nilai-nilai (value). ( M. Noor Syam, 1984 : 28-35).
C.
Analisis
Dasar- dasar pendidikan Islam
Sebagai aktivitas
yang bergerak dalam pendidikan dan pembinaan kepribadian, tentunya pendidikan
islam mememrlukan landasan kerja untuk memberi arah bagi programnya. Sebab
dengan adanya dasar juga berfungsi sebagai sumber semua peraturan yamg kan
diciptakan sebagai pegangan langkah pelaksanaan dan sebagai jalur langkah yang
menentukan arh usaha tersebut.
Dasar pelaksanaan pendidikan islam terutama adalah Al- Quran dan
Al- Hadis. Dalam Al- quran, surat Asy- Syura, ayat 52 :
Artinya :
“Dan demikian Kami wahyukan
kepada wahyu ( Al- Quran) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah
mengetahui apakah al- Kitab ( Al- Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman
itu, tetapi Kami menjadikan Al- Quran itu cahaya yang kami berikan petunjuk
dengan dia siapa yang kami kehendaki diantara hamba- hamba kami. Dan
sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang benar”.
Hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya :
“sesungguhya orang mu’ min yang paling dicintai oleh Allah ialah
orang yang senantiasa tegak taat kepadanya dan memberikan nasihat kepada
hamba-Nya, sempurna akal dan pikirannya, serta menasihati pula akan dirinya
sendiri, menaruh perhatian serta mengamalkan ajaran- Nya selama hayatnya, maka
beruntung dan memperoleh kemenangan”. ( Al- Gazali, Ihya’ Ulumuddin hal.90)
Dari ayat Al- quran dan Hadis di atas dapat diambil titik
relevansinya dengan atau sebagai dasra pendidikan dasar agama, megingat:
1.
Bahwa
Al- quran diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan
hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk ke arah jalan yang
diridhoi oleh Allah SWT.
2.
Menurut
hadis Nabi bahwa diantara sifat orang mukmin adalah saling menasehati untuk
mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dala
bentuk pendidikan islam.
3.
Al-
Quran dan Hadis tersebut menerangkan bahwa Nabi dalah benar- benar pemberi
petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya
agar saling memberikan petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan, dan
pendidikan Isla.
Prof Dr. Moh. Athiyah al- Abrasyi dalam bukunya “ dasar- dasar
Pokok Pendidikan Islam” menegaskan bahwa pendidikan agama islam adalah untuk
mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadilah ( keutamaan ),
membiasakan mereka dalam kesopanan yang tinggi mempersiapkan mereka untuk suatu
kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur.
Bagi umat islam maka dasar agama islam adalah merupakan fondasi
utama dari keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran- ajaran islam
bersifat universal yang mengandung aturan- atiran yang mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia dalam hubungannya dengan khaliknya yang diatur dalam
ubudiyah, juga da;am hubungannya dengan sesamanya yang diatur didalam muamalah,
masalah berpakaian jula beli, aturan budi pekerti yang baik dan sebagainya.
Urutan prioritas pendidikan Islam dalam upaya pembentukan
kepribadian muslim, sebagaimana diilustarsikan berturut- turut dalam Al- quran
surat Lukman, mulai ayat 3 dan seterusnya adalah :
1.
Pendidikan
keimanan kepada Allah SWT
Artinya :
“ dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberi
pelajaran kepadanya. Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya memepersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
(QS. Lukman ayat 31).
Pendidikan yang utama dan pertama adalah pembentuka keyakianan
kepada Allah yang diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepriadian
anak didik.
2.
Pendidikan
Akhlaqul Karimah
Berakhlak mulia merupakan modal bagi
setiap oorang dalam menghadapi pergaulan antar sesamanya. Akhlak termasuk makna
yanga penting dalam hidup ini . tingkatnya berada sesudah keimanan/ kepercayaan
kepada Allah, malaikatnya, Rasul- rasulnya dan hari akhir yang terkandung
hasyar, hisab, balasan akhirat dan qada dan qadar Allah. Apabila beriman kepada
Allah maka berkaitan erat antara hubungan kita sebagai hambanya dan Allah
sebagai Tuhan kita. Akhlak itu tidak terbatas pada hubungan antara manusia dan
manusia lainnya, tetapi melebihi itu, juga mengatur hubungna manusia dengan
segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan ini dan juga mengatur hubungan
hamba denganTuhannya.
Firman Allah :
Artinya:
“ dan kami memerintahkan kepada manusia berbuat baik kepada kedua
orang tuanya, ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah- tambah dan mneyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada- Ku dan
kepada kedua orang tuamu, hanya kepada Aku kembalimu. (QS. Lukman 14)
Firman Allah SWT :
Dan janglah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan
jangalah kamu berjalan diatas muka bumi ini dengan Angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang- orang yang sombong lagi membanggakan Diri. (QS. Lukman:
18)
Firman Allah SWT :
Artinya :
“dan sederhanalah kamu dalam berjalan, dan lunakkanlah suara-mu.
Sesungguhnya seburuk- buruknya suara adalah suara keledai”. (QS. Lukman 19)
3.
Pendidikan
Ibadah
Ibadah yang secara awam diartikan sesembahan,
pengabdian, sebenarnya adalah istilah yang paling luas dan mencakup tidak hanya
penyembahan, tetapi juga berhubungan dengan laku manusia meliputi kehidupan.
Islam memberikan peraturan- peraturan dalam hal peribadatan. Praktek- praktek
keagamaan menjadi suatu manifestasinyayang lebih baik dari suatu badan dan jiwa
daripada kenyataan bahwa pennyembahan satu Tuhan dan penuaian kewajiban
terhadap masyarakat diperintahkan dalam satu perintah yang sama.
Firman Allah SWT :
Artinya :
“Hai Anakku, dirikanlah solat dan suruhlah manusia mengerjakan yang
baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa ynag menimpa kamu. Sesungguhnya hal-
hal yang demikian itu termasuk hal- hal yang diwajibkan Allah” (QS. Lukman 17)
Firman Allah :
Artinya :
“Wahai mnausia berbaktilah engkau kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dan orang- orang sebelum kamu mudah- mudahan kamu menjadi
orang- orang yang bertakwa- la”allakum tattakun”. (QS. Lukman 21)
Takwa maupun menanamkan dan menumbuhkan sifat- sifat terpuji
kedalam diri seseorang yang berpengaruh penting didalam kehidupan manusia
menepati janji, menegakkaan keadilan, bersifat pemaaf, istiqomah dan tidak memiliki rasa takut dan
duka didalam mengahadapi kehidupan yang berubah- ubah.
D.
Asas-
asas pendidikan
Pendidikan itu mempunyai asas-asas tempat ia tegak dalam materi,
interaksi, inovasi, dan cita-citanya. Jadi ia seperti kedokteran, misalnya,
atau teknik atau pertanian. Masing-masing
tidak dapat berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu arena dimana
dipraktekkan sejumlah ilmu yang erat hubungan satu sama lain dan
jalin-menjalin.
Bidang pertanian misalnya, merupakan tempat pertemuan kimia umum,
kimia tanah, ilmu tumbuh-tumbuhan atau lapisan bumi dan ilmu tanah, anatomi
tumbuh-tumbuhan, kilmatologi, genetik pemakanan dan lain-lain. Begitu juga
berpuluh-puluh ilmu lain, hasil-hasti terapannya bertermu pada bidang
pertanian.
Jadi seorang dokter atau insinyur pertanian atau seorang pendi dik
memerlukan asas-asas untuk memPermahir professi dan menambah pengetahuan,
memperkaya pengalaman dan mengembangkan ketrampilan. Ini menghendaki kita
jangan mengkajianya sekali saja, atau untuk mendapat ijazah, tetapi perlu
selalu menela’ah, dan terus berkomunikasi. Dokter yang berhasil tidak akan terus berhasil tanpa menela’ah dan
berhubung terus dengan cabang-cabang spesialisasinya. Begitu juga halnya dengan
ahli pertanian dan guru. Kalau tidak niscaya perkembangan ilmiah dan professional
masing-masing akan berhenti. Jadi mengetahui dan mendalami asas-asas ini
bukanlah tugas pemikir dan ahli-ahli saja, tetapi praktisioner di rumah sakit
dan fabrik, kebun atau disekolah.
Berkenaan dengan asas-asas yang kita maksudkan, yaitu - asas pendidikan,
dapat kita uraikan dalam enam asas berikut ini.
a.
Asas-asas historis yang mempersiapi sipendidik
dengan hasil-hasil pengalaman masa lalu, dengan undang-undang dan
peraturan-peraturannya, batas-batas dan kekurangan-kekurangannya.
b.
Asas-asas sosial yang memberinya kerangka
budaya dan mana pendidikan itu bertolak dan bergerak: memindah budaya, memiih,
dan mengembangkannya.
c.
Asas-asas ekonomi yang memberinya perspektif
tentang potensi-potensi manusia dan keuangan, materi dan persiapan yang
mengatur sumber-sumbernya dan bertanggungjawab terhadap anggaran belanjanya.
d.
Asas-asas politik dan administrasi yang
memberikan bingkai ideologi (aqidah) dan mana ia bertolak untuk mencapai tujuan
yang dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat.
e.
Asas-asas psikologis yang memberinya informs
tentang watak pelajar-pelajar, guru-guru, cara-cara terbaik dalam praktek,
pencapaian dan penialan, dan pengukuran dan bimbingan
f.
asas-asas filsafat yang berusia memberinya
kemampuan memilih yang lebih baik, memberi suatu sistem, mengontrolnya, dan
memberi arah kepada semua asas-asas yang lain.
Interaksi antara
asas-asas ini didalam proses pengajaran menghendaki beberapa keterangan yang
dapat kita simpulkan dalam tiga hal berikut:
1. Setiap asas
itu bukanlah satu ilmu atau mata pelajaran tetapi sejumlah ilmu dan
cabang-cabangnya:
·
Asas-asas
sejarah meliputi sebahagian ilmu sejarah dan arkeologi, dokumen-dokumen dan
benda-benda tertulis yang dapat menolong menafsirkan pendidikan dari segi
sejarah dan peradaban.
·
Asas-asas
sosial meliputi sebahagian ilmu sosiologi dan kependudukan, antropologi dan
etnologi yang dapat menafsirkan masyarakat dan kumpulan, milieu dan penduduk,
sosialisasi dan perobahan, dan lain-lain.
·
Asas-asas
ekonomi meliputi sebahagian ilmu ekonomi dan akaunting, bugeting dan
perencanaan yang dapat menolong dalam investasi yang lebih ideal, pulangan yang
lebih memuaskan, dan kemampuan yang lebih tinggi.
·
Asas-asas
politik dan administrasi meliputi sebahagian ilmu administiasi dan organisasi,
undang-undang dan perundang-undangan yang dapat menafsirkan susunan organisasi
pendidikan dan mengarahkan geraknya.
·
Asas-asas
psikologi meliputi sebahagian ilmu tingkah laku, biologi, fisiologi dan
komunikasi yang sesuai untuk memahami pengajaran dan proses belajar,
perkembangan dan pertumbuhan, kematangan, kemampuan dan kecerdasan, persepsi
dan perbedaan perbedaan perseorangan, minat dan sikap.
·
asas-asas filsafat mengandung sebahagian ilinu etika
dan estetika, ideologi dan logika untuk memberi arah kepada pengajaran dan
menyelaraskan interaksi-interaksi masing-masing, menyusun sistem-sistemnya
sesudah diteliti dan dlikritik, dianalisa dan dibuat sintesis.
Ini tidak berarti bahwa asas
pendidikan meliputi semua ilmu-ilmu ini, tetapi sekadar bagian yang sesuai
untuk menafsirkan gejala-gejalanya, dan membahrui interaksi-interaksi yang
berlaku padanya. Itulah sebab kita katakan sebahagian ilmu……
2. Asas-asas ini memberi pendidikan itu
sistem-sistem dan organisasi-organisasi, inovasi dan pembaharuan.
Dari segi sistem dan organisasi
asas-asas ekonomi, misalnya, mmemberi pendidikan itu pengetahuan tentang
sumber-sumber dan anggaran belanja, bangunan dan peralatan yang memperbolehkan
ia memulakan pekerjaan dan bertolak dari situ. Setiap kekuarangan pada asas ini
akan memberi pengaruh negatif kepada pelakSanaan pengajaran dan segi kewajiban
belajar, pembinaan sekolah-sekolah, perbaikan kualitas lulusan-lulusan sekolah,
meningkatkan mutu guru-guru dan lain-lain.
Dari segi innovasi dan pembaharuan, m
aka pembaharuan ekonomi akan memberi pendidikan alat-alat mengukur, meninjau
dan menilai. Maka perkembangan akaunting perbelanjaan akan memberi cara-cara
baru mengukur pemasukan dan pengeluaran, untung dan rugi, tanggungan dan
dinamisme. Perkembangan administrasi dan organisasi memberi pengetahuan
cara-cara baru memasarkan tenaga kerja dan investasi, bimbingan dan pemilihan,
meningkatkan kemamlpuan pekerjaan dan pekerja-pekerja.
Kesimpulannya adalah bahwa asas-asas
pendidikan yang enam itu turut membantu dalam mencipta pendidikan dan segi
bahwa asas-asas ini adalah sistem dan oraganisasi, begitu juga turut mengadakan
pembaharuan dalam pendidikan dari segi bahwa asas-asas ini adalah ilmu-ilmu dan
cabang-cabang ilmu.
Dari sini dapat difahami bahwa
pendidikan itu tidak dapat hidup terpisah dari asas-asas itu, sebab kalau
demikian maka ia kehilangan akar-akar yang membawa makanan dan urat-urat yang
akan membaharui kegiatannya. Sudah tentu peneliti pendidikan dipandang bersalah
jika ia tidak memerlukannya atau membatasi pada satu asas saja. Sudah tentu
pembaharuan dan perkembangan memerlukan spesialisasi dan pemusatan. Oleh sebab
itu para peneliti berspesialisasi dalam satu atau dua asas yang
berdekat-dekatan. Semakin tinggi kemajuan semakin bertambah kebutuhan kepada
spesialisi seperti berlaku di masyarakat-masyarakat dan universitas-universitas
dimana professor-professor menghabiskan umur dalam satu hal yang diselidiki dan
diteliti, dikelola dan dibimbing.Sedikit sekali professor-professor pendidikan,
juga pada bidang bidang terapan yang lain yang menekuni secara luas dan dalam
Semua asas itu.
3. Asas-asas ini semuanya sukar
memainkan peranannya tanpa asas filsafat yang mengarahkan gerak dan mengatur langkahnya.
Ia menentukan yang baik dan sesuai dan mengatur sifatnya yang menyeluruh dan
serasi.
Kita tahu bahwa tiap hari muncul
ilmu-ilmu baru dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan pendidikan, itu sebab
perlu dipilih dan diseleksi, disaring dan ditapis.Barangkali soal yang
mula-mula muncul adalah: kenapa harus dipilih dan diseleksi? Sebab sebahagian
pembaharuan itu mungkin dari segi ilmiah sesuai, tetapi dari segi sosial tidak.
Teori-teori psikologi dan ekonomi misalnya bertambah kaya dan rumit setiap
hari. Tidaklah dapat dibenarkan memperaktekkannya pada bidang pendidikan tanpa
selidik, dan tanpa dipiih dan diuji.
Yang bertugas meneliti, memilih dan
menguji adalah filsafat pendidikan yang umum diterima di masyarakat.
Dialah yang memberi tanda agar berjalan, seperti halnya dengan polisi lalu
lintas yang membenarkan melalui jalan ini atau itu.
BAB III
KESIMPULAN
Dasar
pendidikan Islam secara garis besar ada 3 yaitu: Al-Quran, As-Sunah dan
Perundang-undangan yang berlaku di negara kita.
Asas pendidikan, dapat kita uraikan dalam enam asas berikut ini :
a.
Asas-asas
historis
b.
Asas-asas
sosial
c.
Asas-asas ekonomi
d.
Asas-asas politik dan administrasi
e.
Asas-asas
psikologis
f.
asas-asas
filsafat
pendidikan itu tidak dapat hidup terpisah dari asas-asas itu, sebab
kalau demikian maka ia kehilangan akar-akar yang membawa makanan dan urat-urat
yang akan membaharui kegiatannya. Sudah tentu peneliti pendidikan dipandang
bersalah jika ia tidak memerlukannya atau membatasi pada satu asas saja. Sudah
tentu pembaharuan dan perkembangan memerlukan spesialisasi dan pemusatan. Oleh
sebab itu para peneliti berspesialisasi dalam satu atau dua asas yang
berdekat-dekatan. Semakin tinggi kemajuan semakin bertambah kebutuhan kepada
spesialisi seperti berlaku di masyarakat-masyarakat dan universitas-universitas
dimana professor-professor menghabiskan umur dalam satu hal yang diselidiki dan
diteliti, dikelola dan dibimbing.Sedikit sekali professor-professor pendidikan,
juga pada bidang bidang terapan yang lain yang menekuni secara luas dan dalam
Semua asas itu.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin, 2001. Teologi
Pendidikan Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Buseri, Kamrani. 2003. Antologi
Pendidikan Islam dan Dakwah, Yogyakarta : UII Press.
Zuhairini, dkk. 1991. Filsafat pendidikan Islam, Jakarta :
Bumi Aksara.
Ahmadi, Abu dab Nur Uhbiyati. 1996. Ilmu pendidikan Islam (IPI),
Bandung : CV. Pustaka Setia.
Langgulung, Hasan. 1987. Asas- asas Pendidikan Islam,
Jakarta: Pustaka Al- Husna.