MAKALAH
SUPERVISI PENDIDIKAN
Makalah
Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Administrasi Pendidikan
Dosen
Pengampu : Drs. Nur Munajat
Di
susun oleh :
Nama : Nur Amntillah
NIM
: 15410036
PRODI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, kesehatan dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah Filsafat Ilmu ini sehingga makalah dengan judul “SUPERVISI PENDIDIKAN” bisa sampai
ditangan anda semua dan selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penulisan
karya tulis ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan
dari semua pihak. Untuk itu, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih yang
tulus kepada:
1. Allah
Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan ini dapat
diselesaikan.
2. Bapak
Drs. Nur Munajat selaku dosen mata
kuliah Administarsi Pendidikan jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Agama Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Dan
semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Semoga
melalui hasil makalah ini, memberikan banyak manfaat yang berharga bagi setiap
pembaca. Saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca untuk kemajuan selanjutnya yang lebih baik dan maksimal. Sekali
lagi saya ucapkan terima kasih banyak dan
mohon maaf bila ada salah kata
dalam penyusunan tugas makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR
ISI.............................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN.........................................................................iii
a.
Latar
Belakang..............................................................................iii
b.
Rumusan
Masalah.........................................................................iii
c.
Tujuan............................................................................................iv
BAB
II
PEMBAHASAN...........................................................................1
a.
Pengertian Supervisi Pendidikan........................................................1
b.
Tujuan Supervisi Pendidikan............................................................2
c.
Fungsi
Supervisi......................................................................................5
d.
Prinsip-Prinsip Pendidikan Serta Macam-Macam
Supervisi..........................................................................................7
e.
Metode Dalam Supervisi Pendidikan..................................................11
f.
Tugas dan tanggung jawab Supervisi
Pendidikan...................................11
BAB
III
PENUTUP....................................................................................16
a.
Kesimpulan.....................................................................................16
Daftar Pustaka............................................................................................17
Bab I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk menigkatkan
sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
mnausia adalah dengan melalui proses pembelajaran.
Dalam usaha meningkatkan kualitas
sumber daya pendidikan, guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina
dan dikembangkan terus-menerus pengembangan profesi guru dilaksanakan melalui
program pendidikan pra-jabatan maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru
yang yang dididk di lembaga pendididkan terlatih dengan baik dan qulified. Potensi
sumber daya guru tersebut perlu terus bertumbuh dan dikembangkan agar dapat
melakukan fungsinya secara potensial.
Masyarakat khususnya para orang tua
siswa secara utuh menyerahkan pendidikan anaknya kepada guru sebagai tempat
untuk mengembangkan potensinya. Hal ini membuktikan betapa penting peran
seorang guru. Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja guru tataran
institusional dan eksperiensial adalah dengan melalkukan pengawasan/supervisi.
Untuk memahami supervisi pendidikan maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu
adalah memahami supervisi itu sendiri. Hal inilah yang akan dipaparkan oleh
pemakalah.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian supervisi pendidikan
?
2.
Apa saja tujuan dan fungsi supervisi
pendidikan ?
3.
Bagaimana prinsip-prinsip supervisi
pendidikan serta macam-macam dan jenis supervisi pendidikan?
4.
Bagaimana metode dalam supervisi
pendidikan ?
5.
Bagaiman tugas dan tanggung jawab
supervisi pendidikan
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian supervisi pendidikan
2.
Mengetahui tujuan dan fungsi supervisi pendidikan
3.
Mengetahui prinsip-prinsip supervisi
pendidikan serta macam-macam dan jenis supervisi pendidikan
4.
Mengetahui apa saja metode dalam
supervisi pendidikan
5.
Mengetahui tugas dan tanggung jawab supervisi pendidikan
Bab II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi pendidikan
Secara
etimologis “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang
masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan jadi, secara etimologi
supervisi berati penglihatan dari atas pengertian seperti itu arti kiasan yang
menggambarkan suatu posisi yang melihat kedudukan lebi tinggi dari pada yang
dilihat[1].
Dalam bahasa inggris supervision berarti pengawasan dibidang pendidikan.
Orang melakukan pengawasan di sebut dengan supervisi, seorang supervisi
mempunyai posisi diatas atau memiliki kedufukan yang lebih dari orang yang di
supervisinya[2].
Pengertian
supervisi pendidikan dari beberapa ahli :
·
Neagly (1980: 20) dikutip oleh Made
Pirata, mengemukakan bahwa setiap layanan-layanan pada guru yang bertujuan mengahasilkan perbaikan
instruksional, belajar dan kurikulum dikatakan supervisi. Supervisi disisni
diartikan sebagai bantuan dan bimbingan kepada guru-guru dalam bidang
instruksional, belajar dan kurikulum, dalam usahanya mencapai tujuan sekolah.
·
Kimbal Willes (1956: 8) berpendapat
bahwa “ supervision is an assitance in the development of a better teching-
learning situation”, yaitu suatu bantuan dalam pengebangan peningkatan
situasi belajar mengajar yang lebih baik.
·
N. A. Ametembun (1981: 5) meneruskan
bahwa supervisi pendidikan adalah pembiaan ke arah perbaikan situasi
pendidikan. Pendidikan yang dimaksudkan berupa bimbingan atau tuntutan kearah
perbaiakan situasi pendidika pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar dan
belajar pada khususnya.
·
Sergiovanni (1971: 223) yang dikutip
Made Pidarta mengemukakan pernyataan
yang berhubungan dengan suprvisi sebagai berikut. (1) supervisi lebih kepada
proses dari pada peranan, (2) Supervisi adalah suatu proses yang digunakan oleh
personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadapa asapek-aspek tujuan sekolah
yang bergantung secara langsung kepada ppersonalia yang lain, untuk menolong
mereka menyelesaikan tujuan sekolah itu[3].
Berdasarkan
pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hakikat supervisi pendidikan
dapat diartikan sebagai bimbingan provesional yang dimaksudkan adalah segala
usaha yang memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secar
profesional, sehinnga mereka dapat lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas
pokonya, yaitu memperbaiki dan meningkatakan prosese belajar murid-murid[4] .
Model Hubungan supervisi, proses
mengajar belajar dan hasil belajar .
Dari bagan
diatas dapat dilihat bahwa pengajaran sangat tergantung pada kemampuan mengajar
guru, maka kegiatan supervisi menaruh perhatian utama pada peningkatan
kemampuan provesional guru, yang pada gilirannya akan meningkatkan mutu proses
belajar mengajar. Dalam analisi terakhir, kualitas supervisi akan
direfleksikan pada peningkatan hasil
belajar murid.
B.
Tujuan
Supervisi
Secara umum supervisi pendidikan bertujuan untuk mengontrol dan
menilai semua komponen-komponen yang terkait dalam dunia pendidikan. Bafadal
mengungkapakan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah untuk membantu gru
mengembangkan kemampuannya, mencapai tujuan pengajaran yang di canangkan untuk
murid-muridnya. Subari (1994) mengungkapkan bahwa tujuan dan tugas pokok
supervisor adalah menolong guru agar mampu melihat persoalan yang dihadapi.
Lebih kanjut diungkapkan bahwa tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi
belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi
mengajar. Soetopo (2001) bahwa tujuan pengawasan adalah “ (1) agar melaksanakan
tugas sesuai dengan ketentuan, prosedur, perintah yang ditetapkan, (2) agar
hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, (3) agar sarana
yanga ada dapat didayagunakan secara efektif dan evisien dan (4) agar diketahui
kelemahan dan kesulitan organisasi kemudian di cari jalan terbaiknya”[5].
Tujuan supervisi pendidikan menurut
para Ahli yang berkennan dengan kognitif, psikomotorikdan juga berkenaan dengan
aspek afektifnya :
a.
Bafadel
·
Pengawasan kualitas, yaitu
supervisor bisa memonitor kegiatan prosese belajar mengajar disekolah. Kegiatan
ini bisa dilakukan dengan kunjungan ke kelas-kelas secara langsung disaat guru
sedang mengajar, berbicara secara pribadi dengan guru ataupun dengan teman
sejawat ataupun dengan sebagian murid-murid.
·
Pengembangan profesional, yaitu
supervisor bisamembantu guru membantu kemampuannya memahami pengajaran dan
menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu. Teknik-teknik itu
tidak saja bersifat individu tapi juga bersifat kelompok.
·
Memotivasi guru, yaitu supervisor
bisa mendorong guru menggunakan kemampuannya dalam melaksankan tugas-tugas
mengajarnya mendorong guru menggembangkan kemampuannya sendiri serta mendorong
guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh terhadap tuhas dan
tanggung jawabnya[6].
b.
N. A. Ametembun (1981: 28) merumuskan tujuan –
tujuan supervisi pendidikan dengan memperhatikan beberapa faktor yang sifatnya
khusus, adapun tujuannya :
·
Membina kepala sekolah dan guru agar
lebih memahami tujuan pendidkika yang sebenarnya dan peranan sekolah untuk
mencapai tujuan itu.
·
Memperbesar kesanggupan kepala
sekolah dan guru-guru yang mempersiapakn peserta didiknya menjadi anggota
masyarakat yang efektif.
·
Membantu kepala sekolah dan guru
mengadakan diagnosa secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan
belajar-mengajar, serta membantu dalam hal perbaikan.
·
Meningkatkan kesadan kepala sekolah
dan guru serta para warga sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratif
ddan kooperatif, serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.
·
Memperbesar ambisi guru- guru untuk meningkatkan mutu layanannya secara
maksimal dalam bidang profesinya (keahlian) meningkatkan ‘achievenment
motive’.
·
Membantu pimpinan sekolah untuk
mempopulerkan sekolah kepada masyarakat dalam mengembangkan program-program
pendidikan.
·
Membantu kepala sekolah dan guru-guru
untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya
dalam konteks tuuan-tujuan aktivitas pengembangan peserta didik.
·
Menegmbangkan ‘esprit de corps’,
guru-guru yaitu adanya rasa kesatuan dan persatuan (koagulasi) antar guru-guru[7].
Dari uraian diatas adapat diambil kesimpulan mengenai tujuan
supervisi itu di bagi dalam dua macam, yaitu supervisi manajerial dan supervisi
akademik.
·
Supervisi manajerial bertujuan
memberi bantuan/bimbingan kepada kepala sekolah dan staf agar lebih meningkat
kinerjanya dalam mengelola sekolah sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan
kualitas satuan pendidikannya.
·
Supervisi akademik bertujuan dalam
membantu dan memberi kemudahan kepada para guru untuk belajar bagaimana mereka
untuk meningkatkan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik[8] .
C.
Fungsi
Supervisi Pendidikan
a.
Menurut Sweiringen
·
Mengkoordinasi semua usaha sekolah
·
Memperlengakapi kepemimpinan sekolah
sekolah
·
Memperluas pengalaman guru
·
Menstimulur usaha-usaha yang kreatif
·
Memberikan fasilitas dan penilaian
yang terus menerus
·
Menganalisis situasi belajar
mengajar
·
Memberikan pengetahuna dan
keterampilan kepada setiap anggota staf
·
Mengintegrasikan tujuan pendidikan
dan membantu pendidikan dalam peningkatan kemampuan mengajar guru[9]
b.
Ametembun (1981) menyatakan seorang
supervisor hendaknya melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut :
a)
Penelitian
Proses penelitian ilmiah adalah sbb :
·
Merumuskan pokok masalah
·
Pengumpulan data
·
Pengolahan data
·
Konklusi hasil penelitian
b)
Penilaian
c)
Perbaikan
d)
Peningkatan[10]
Fungsi
pendidikan yang sangat penting yang harus diketahui oleh para pemimpin
pendidikan termasuk kepala sekolah adalah sebagi berikut :
1.
Dalam bidang Kepemimpinan
a)
Menyusun rencana dan policy
bersama
b)
Mengikut sertakan anggota-anggota
kelompok (guru, pegawai dan masyarakat) dalam berbagai kegiatan
c)
Memberikan bantuan dan pertolongan
kepada anggota kelompok dalam memecahkan berbagai macam persoalan
d)
Membangkitkan dan memupuk semangat
kelompok atau memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok
e)
Mengikut sertakan anggota dalam
menetapkan persoalan-persoalan
f)
Membagi-bagi tugas dan wewenang
kepada kelompok sesuai dengan fungsi dan keterampilan masing-masing
2.
Dalam hubungan kemanusiaan
a)
Memanfaatkan kesalahan dan
kekeliruan yang terjadi sebagai pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri
sendiri maupun anggota
b)
Membantu mengatasi kekurangan maupun
kesulitan yang dihadapi anggota kelompok seperti dalam hal kemalasan, merasa
rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis dan sebagainya
c)
Mengarahkan anggota kelompok keapada
sikap-sikap yang demokratis
d)
Menghilangkan rasa curiga-mencurigai
antar anggota kelompok
e)
Memupuk rasa saling menghormati
diantara sesama anggota kelompok
3.
Dalam pembinaan proses
a)
Mengenal masing-masing pribadi
anggota kelompok, nbaik kelemahan maupun kemampuan masing-masing
b)
Memelihara sikap percaya mempercayai
antar sesama anggota dan pemimpin
c)
Memupuk sikap kesediaan saling
tolong menolong
d)
Memperbesar rasa tanggung jawab
antar anggota
e)
Bertindak bijaksana dalam
menyelesaikan masalah dan perselisihan pendapat antar anggota kelompok
f)
Menguaisai teknik-teknik memimpin
rapat dan pertemuan-pertemuan lainnya
4.
Dalam bidnag administarsi personal
a)
Memilih personel yang memiliki
syarat-syarat dan kecakapan yang sesuai dengan pekerjaan yang dibutuhkan.
b)
Menempatkan personil pada tempat dan
tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c)
Mengusahakan susunan kerja yang
menyenangkan dan menigkatkan daya kerja serta hasil maksimal.
5.
Dalam bidang evaliuasi
a)
Menguasai dan memahami tujuan-tujuan
pendidikan secar khusus dan terperinci.
b)
Menguasai dan memiliki norma-norma
atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian.
c)
Menguasai teknik-teknik pengumpulan
data untuk memperoleh data yang lengkap, benar dan dapat diakui sesuai dengan
norma-norma yang ada.
d)
Menyimpulkan dan menafsikan
hasil-hasil penilaian sehingga mendapat gambaran tentang
kemungkinan-kemungkinan untuk mendapat
perbaikan[11].
D.
prinsip-prinsip
supervisi pendidikan serta macam-macam dan jenis supervisi pendidikan
1.
Prinsip-prinsip
supervisi pendidikan
Supervisi pendidikan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip tertent.
Prinsi-prinsip supervisi pendidikan
secara umum ini menurut Soetopo (2001) ada tujuh prinsip supervisi
sebgai berikut :
a)
Prinsip organisasional, artinya
pengwasan yang dilakukan dalam kerangka organisasi yang melingkupinya.
b)
Prinsip perbaikan, artinya
pengawasan berusaha mengetahui kelemahan dan kekurangan, kemudian dicari jalan
pemecahan agar manajemen dapat berjalan sesuai dengan standar dan organisasi
dapat mencapai tujuan.
c)
Prinsip komunikasm artinya
pengawasan dilakukan untuk menjalin kerja sama antara atasan dan bawahan.
d)
Prinsip pencegahan, artinya
pengawasan dilakukan untuk mencegah adanya kesalahan dlam mengelola
komponen-komponen organisasi.
e)
Prinsip pengendalian, artinya
pengawasan dilakukan agar semua proses manajemen berada pada temoat yang telah
ditetapkan sebelumnya.
f)
Prinsip objektif, artinya pengawasan
dilakukan berdasarkan data yang nyata di lapangan tampa menggunakan penilaian
dan tafsiran subjektif pengawas.
g)
Prinsip kontinuitas, artinya
pengawasan dilakukan secraa terus-menerus, baik selama berlangsungnya
pelaksanaan maupun setelak pelaksanaan pekerjaan.
Lebih khusus Bafadal (2008) menyebutkan prinsip-prinsip supervisi
pengajaran sebagai berikut :
a)
Mampu mneciptakan hubungan yang harmonis.
b)
Harus dilakukan secara
berkesinambungan
c)
Harus demokratis.
d)
Komporatif.
e)
Konstruktif.
f)
Objektif
2.
Macam-macam
Supervisi pendidikan
Berdasarkan sudut pandang organisasi, dibagi menjadi :
a)
Pengawasan intern, yaitu pengawasan
yang dilakukan terhadap unit-unit kerja yang ada dalam organisasi yang
bersangkutan. Contoh, kendepdiknas kotamadya/kabupaten dsb.
b)
Pengawasan ekstern, yaitu pengwasan
yang dilakukan oleh jajaran organisasi. Contoh, BPK memeriksa pelaksanaan
anggaran di Kanwil, Depdiknas.
Berdasarkan pada sudut pandang waktu dibagi menjadi :
a)
Pengawasan kontinu, yaitu pengawasan
yang dilakukan terus menerus selama berlangsungnya kegiatan. Hal ini dilakuakan
oleh pengawasa sebagai kegiatan ruti sehari-hari
b)
Pengawasan berkal, yaitu pengawasan
yang dilakukan setiap jangka waktu tertentu, misalnya bulanan, dwibulan,
triwulan dsb.
c)
Pengawasan temporer, yaitu
pengawasan yang dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan tertentu.
Berdasarkan sudut pandang substansi pengawasan dibagi menjadi
beberapa point :
a)
Pengawasan bidang personel
b)
Pengawasan bidang sarana dan
prasarana
c)
Pengawasan bidang akademik
d)
Pengawasan bidang akademik, termasuk
kurikulum
e)
Pengawasan bidang opersional
f)
Pengawasan bidang kesiswaan
g)
Pengawasan bidang keuangan
h)
Pengawasan bidang hubungan dan
masyarakat
3.
Tipe atau gaya
supervisi pendidikan
Dalam manunaikan fungsi supervisi, seorang supervisor pendidikan dapat
memperlihatkan berbagai gaya, bentuk atau cara supervisi. Ametembun (1981)
menyebutkan bahwa gaya atau cara supervisi dibrdakan menjadi empat macam gaya
dasar pendidikan atau pengajaran yaitu: (1) supervisi yang otokratis, (2)
supervisi yang demokratis, (3) supervisi yang Laissez-Faire, (4)
supervisi yang manipulasi diplomatik. Gaya-gaya tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.
Supervisi yang otokratis
Seorang
supervisor yang otokratis, menggangap bahwa fungsinya adalah menentukan sendiri
segala sesuatu yang harus dilaksanakan oleh orang-orang yang harus
disupervisinya. Iapun dengan seksama mengawasi bagaimana keinginannya itu dapat
dilaksanakan oleh orang-orang yang disupervisi dengan sebaik-baiknya.
2.
Supervisi yang demokratis
Seorang
supervisor yang demokratis, yakni fungsinya adalah membina orang-orang yang
disupervisi, menentukan bersama apa yang akan dikerjakan, memikirkan bersama
prosedurbdan cara-cara pelaksanaanya, dan bekerja sama mewujudkan rencana-rencana
yang telah ditetepkan bersama, serta menilai bersama hasil-hasil yang dicapai.
Tabel perbedaan supervasi otokratis
dan demokratsi [12]:
No.
|
Supervisor otokratis
|
Supervisor demokratis
|
1.
|
Beranggapan bahwa ia dapat melihat dan menemukan semua segi-segi
masalah yang dihadapinya
|
Menyadari bahwa kemampuan sekian puluh anggota stafnya merupakan
potensi yang dapat melebihi kemampuannya sendiri.
|
2.
|
Tidak tahu atau tidak mau memanfaatkan pengalaman orang lain
|
Dapat dan berusaha memanfaatkan pengalaman orang lain
|
3.
|
Tidak dapat atau tidak bersedia melepaskan kekuasaan dari tangannya
|
Tahu bagaimana mendelegasikan tugas dan tanggung jawabnya
|
4.
|
Biasanya sangat tertarik pada pekerjaan-pekerjaan rutinnya, sehingga
sukar melihat masalah-masalah yang lebih besar
|
Dapat melepaskan diri dari tugas-tugas rutin, sehingga dapat
mengembangkan kepemimpinan yang kreatif
|
5.
|
Berprasangka terhadap ide-ide baru
|
Dapat melekas mengakui dan menghargai ide orang lain
|
6.
|
Mempunyai sifat sebagai orang yang lebih tahu
|
Memelihara sikap yang ramah sebagai penolong dan penasihat
|
7.
|
Tidak mau mengakui bahwa ia memiliki sifat-sifat yang otokratis
|
Selalu berusaha menerapkan cara-cara yang demokratis
|
8.
|
Kurang memberi kesempatan kepada orang lain untuk maju sebagai
pemimpin
|
Selalu berusaha melaksanakan tugas memimpinb adalah menimbulkan
kepemimpinan yang dipimpin.
|
3.
Supervisi yang Laisse-Faire
Supervisi yang Laisse-Faire
menginterpretasikan supervisi yang demokratis dengan memberikan kebebasan,
keleluasaan kepada orang-orang yang disupervisi untuk melakukan apa yang
dianggap mereka baik. Dan mempercayakan
saja segala sesuatu kepada orang-orang yang disupervisi untuk melakukannya.
Segala sesuatu diserahkan dan terserah kepada orang-orang yang disupervisi
untuk melakukannya.
4.
Supervisi yang manipulasi diplomatik
Seorang yang
supervisor yang manipulasi diplomatik mengartikan supervisi yang demokratis
sebagai direkting yakni memberikan pengarahan kepada orang-orang yang
disupervisi untuk melaksanakan apa yang dikehendaki supervisor dengan cara-cara
manipulasi (muslihat yang halus)[13].
E.
Metode dalam
supervisi pendidikan
Untuk mencapai tujuan supervisi
pendidikan seorang supervor dapat menggunakan metode yang tepat dan cocok,
antara lain :
1.
Metode Langsung
(direct method)
Bila supervisor
mneghadapi ornag-oranag yang supervisi tampa perantara, maka diakatakan ia
menggunakan metode langsung, baik individual dan kelompok. Misalnya rapak kerja
sekolah, pertemuan guru antar bidang studi.
2.
Metode tak Langsung
Bila dalam
mencapai sasaran supervisi, supervisor mengadakan kontak tidak langsung atau
menggunakan alat/benda atau media dalam pelaksanaan supervisi, maka ia
mneggunakan metode tidak langsung. Misalnya, menggunakan papan pengumuman,
angket, sisran radio[14].
3.
Metode
Kolaboratif
Metode ini
merupakan metode yang memadukan antara metode langsung dan metode tak langsung.
Pada metode ini, supervisor dan kepala sekolah, guru dan staf sekolah bersama-sama
dan sepakat untuk menetapkan struktur, proses, dan ktiteria dalam melaksanakan
proses percakapan terhadap masalah yang di hadapi[15].
F.
Tugas dan tanggung jawab Supervisi
Pendidikan
1.
Tugas Supervisi
Pendidikan
Menurut
Keputusan Menteri P & K RI No. 0134/1977, tugas supervisi (pengawas) dalam
pendidikan diperinci :
a)
Mengendalikan pelaksanaan kurikulum
meliputi metode, isi, penyajian, penggunaan alat perlengkapan dan penilaian
agar berlangsung sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
b)
Pengendalian tenaga teknis sekolah
agar terpenuhi persyaratan formal yang berlaku dan melaksanakan tugasnya sesuai
dengan ketentuan dan pertauran perundang-undangan yang berlaku.
c)
Mengendalikan pengadaan, pengunaan,
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah dengan ketentuan dan peraturan
perundang- undangan yang berlakuserta menjaga agar kualitas sarana prasarana
sekolah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
d)
Mengendalikan tata usaha sekolah
meliputi urusan kepegawaian, urusan keuangan urusan perkantoran agar berjalan dengan ketentuan dan oeraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e)
Mengendalikann hubungan kerja sama
antar masyarakat, antar lain pemerintah daerah, dunia usaha dsb.
f)
Menilai pelaksannan kerja teknis
sekolah.
g)
Menilai pemanfaat saran sekolah.
h)
Meniali efesiensi dan efektifitas
tata usaha sekolah.
i)
Menilai hubungan kerja sama dengan
masyarakat , antara lain, pemerintah daearah, dunia usaha, dan lain-lain.
Tugas supervisi
pendidikan terkait dengan bantuan dan bimbingan terhadap guru di sekolah ,
dapat diperinci sebagai berikut.
1.
Membantu guru mengerti dan memahami
para peserta didik.
2.
Membantu mengembangkan dan
memperbaiki baik secara individu maupun secara individual secara bersama-sama.
3.
Membantu seluruh staf sekolah agar lebih
efektif dalam melaksanakan proses pembelajaran.
4.
Membantu guru meningkatkan cara
mengajar yang efektif.
5.
Membantu secara individual.
6.
Memebantu grur agar dapat menilai
para peserta didik dengan baik.
7.
Menstrimulur guru agar dapat menilai
kdiri dan pekerjaannya.
8.
Membantu guru merasa bergairah dalam
pekerjaannya dengan penuh rasa aman.
9.
Membanu guru agar dapat memberikan
informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan bangsanya.
10.
Membantu guru dalam melaksanakan
kurikulum di sekolah[16].
Sesuai dengan
SK. Menpan No. 118/1996 Bab II pasal 3 ayat (1), tugas pengawasan pendidikan
disekolah umum dan penyelenggaraan
pendidikan di madrasah baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung
jawabnya. Bidang pengawasan pendidikan di lingkungan pendidikan nasional
meliputi :
1.
Taman Kanak-kanak (TK)
2.
Sekolah Dasar (SD)
3.
Sekolah Lanjutan Tingkatan Pertama
(SLTP)
4.
Sekolah Menengah Umum (SMU)
5.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
6.
Sekolah Luar Biasa (SLB)
Sementara pada
Madrasah di lingkungan departemen agama meliputi,
1.
Raudhatul Ahfal (RA)/ Busnatul
Athfal (BA)
2.
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
3.
Madrasah Tsnawiyah (MTs)
4.
Madrasah Aliyah (MA)
5.
Madrasah Diniyah (MD) baik Negeri
maupun Swasta[17]
2.
Tanggung jawab
Supervisor pendidikan
Mengacu pada SK. Menpan Nomor 118 Tahun
2006 tentag jabatan Funsional pengawasan dan angka kreditnya, dan keputusan
bersama Memdikbud Nomor 0342/0/1996 dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian
Negara Nomor 36 tahun 1996 tentang pelaksanaan jabatan fungsional pengawasan
sekolah dan angka kreditnya, serta PP no 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dapat ditemukan tentang tugas dan tanggungjawab pengawasan satuan
pendidikan sebagai berikut.
a.
Melaksanakan pengawasan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasannya pada TK, SD,
SLB, SLTP dan SLTA.
b.
Meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar siswa dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
c.
Tanggug jawab yang pertama merujuk
pada supervisi atau pengawasan manajerial, sedangkan tamggung jawab yang kedua
merujuk pada supervisi atau pengawasan akademik.
Sejalan dan tanggung
jawab supervisi (pengawas) pada satuan pendidikan sebagaimana dikemukakan di
atas, kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai berikut :
a.
Melakukan pembinaan pengembangan
kualitas sekolah, kinerja sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf
sekolah.
b.
Melakukan monitoring pelaksanaan
program sekolah dan pengembangan.
c.
Melakukan penilaian terhadap proses
dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder
sekolah[18] .
Matrik Tanggung jawab Supervisor Pendidikan[19]
Tanggung Jawab
|
Pengawasan Akademik (Teknis
Pendidikan/Pembelajaran)
|
Pengawasan Manajerial (Administrasi dan
Manajemen sekolah )
|
Inspecting (pengawasan)
Advising
(Menasehati)
|
-
Pelaksanaan Kurikulum
Mata Pelajaran
-
Proses
pembelajaran/praktikum/studi lapangan
-
Kegiatan ekstrakulikuler
-
Penggunaan media, alat
bantu dan sumber belajar
-
Kemajuan belajar siswa
lingkungan belajar
-
Menasehati guru dalam
pembelajaranbimbingan yang efektif
-
Guru dalam meningkatkan
kompetensi profesioonal
-
Guru dalam pelaksanaan
penilaian proses dan hasil belajar
-
Guru dalam melaksanakan
penilaina proses dan hasil belajar
-
Guru dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas
-
Guru dalam meningkatkan
kompetensi pribadi, sosial, pedagogik
|
-
Pelaksanaan kurikulum
sekolah
-
penyelenggaraan
administrasi sekolah
-
kinerja kepala sekolah
dan staf sekolah
-
kemajuan pelaksanaan
pendidikan sekolah
-
kerjasama sekolah dengan
masyarakat
-
kepala sekolah dalam
mengelola pendidikan
-
kepala sekolah dalam
melaksanakan inovasi pendidikan
-
kepala sekolah dalam
meningkatkan kemampuan
-
profesinalisme kepala
sekolah
-
menasehati staf sekolah
dalam melaksanakan tugas administarsi sekolah
-
kepala dan staf sekolah
dalam kesejahteraan sekolah
|
Monitoring
(memantau)
|
-
ketahanan pembelajaran
-
Pelakasaan ujian mata
pelajaran
-
Standar mutu hasil
belajar siswa
-
Pengembangan profesi guru
-
Pengadaan dan pemanfaatan
sumber-sumber belajar
|
-
Penyelenggaraan kurikulum
administrasi sekolah
-
Manajemen sekolah
-
Kemajuan sekolah
-
Pengembangan SDM sekolah
-
Penyelenggaraan ujian
sekolah
-
Penyelenggaraan
penerimaan mahasiswa baru
|
Coordinating
(mengkoordinasi)
|
-
Pelaksanaan inovas
pembelajaran
-
Pengadaan sumber- sumber
belajar
-
Kegiatan penngkkatan
kemampuan profesi guru
|
-
Mengoordinasi peningkatan
mutu SDM sekolah
-
Penyelenggaraan inovasi
sekolah
-
Mengoordinasi akreditasi
sekolah
-
Mengoordinasi kegiatan
sumber daya pendidikan
|
Reportinng
(melaporkan)
|
-
Kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran
-
Kemajuan belajar siswa
-
Pelaksanaan tugas pengawasan
akademik
|
-
Kinerja kepala sekolah
-
Kinerja staf sekolah
-
Standar mutu pendidikan
-
Inovasi pendidikan
|
Bab III
KESIMPULAN
Kegiatan supervisi pendidikan merupakan
proses aktivitas Untuk meningkatkan kemapuan profesional guru, dalam jangka
panjang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan belajra anak.
Sasaran program supervisi ditunjukkan langsung kepada guru yang melayani
kegiatan belajar, namun demikian program supervisi pendidikan juga memerhatikan
pertumbuhan belajar murid. Maka pada hakikatnya supervisi pendidikan
pelaksanaan dapat diartikan sebagai bimbingan profesional bagi guru-guru. Dalam
pelaksanaan supervisi perlu pemahaman dan keterampilan yang provesional.
Provesional dalam mengorganisasi guru, mrnguasai teknik-teknik supervisi, dan
memiliki perilaku etik yang baik.
Daftar Pustaka
Gunawan, Ary H. 1996. Administrasi
sekolah administrasi pendidikan mikro. jakarta : Rineka Cipta
Asf, Jasmani, dkk. 2013. Supervisi
Pendidikan (terobosan baru dalam peningkatan kinerja pengawas sekolah dan guru
). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Subari. 1994. Supervisi
pendidikan dalam rangka perbaiakn situasi mengajar. Jakarta: bumi aksara
Manajemen. 2011. Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
[1]
Subari. Supervisi pendidikan (dalam rangka perbaikan situasi mengajar ),
(Jakarta: Bumi Aksara, 1994). Hal. 1
[2]
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan
pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal.
25-26
[3]
Alfabeta. Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011). Hal. 312-313
[4] Ibid.
Hal. 313
[5]
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan
pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal.
31- 33
[6] Ibid.
Hal. 33-34
[7]
Alfabeta. Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011). Hal. 316
[8] Jasmani
Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan
sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 34-35
[9]
Ary H. Gunawan. Admistrasi sekolah administrasi pendidikan mikro,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1996). Hal. 199
[10] Jasmani
Asf. Dkk, op.cit., hal.41-43
[11] Ibid.
Hal. 42-44
[12]
Alfabeta. Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011). Hal. 322
[13]
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan
pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal.
51-52
[14]
Ary H. Gunawan. Admistrasi sekolah administrasi pendidikan mikro,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1996). Hal. 203
[15]
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan
pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal
[16]
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan
pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal.
105-107
[17]
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan
pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal.
109-110
[18]
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan
pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal.
110-111
[19] Ibid.
Hal. 113-114
Tidak ada komentar:
Posting Komentar