Sabtu, 30 April 2016

supervisi pendidikan



MAKALAH
SUPERVISI PENDIDIKAN
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Administrasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. Nur Munajat

Di susun oleh :

Nama           : Nur Amntillah
NIM            : 15410036

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, kesehatan dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Filsafat Ilmu ini sehingga makalah dengan judul “SUPERVISI PENDIDIKAN” bisa sampai ditangan anda semua dan selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penulisan karya tulis ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1.      Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan ini dapat diselesaikan.
2.      Bapak Drs. Nur Munajat  selaku dosen mata kuliah Administarsi Pendidikan jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Agama Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3.      Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah  ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga melalui hasil makalah ini, memberikan banyak manfaat yang berharga bagi setiap pembaca. Saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kemajuan selanjutnya yang lebih baik dan maksimal. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak dan  mohon  maaf bila ada salah kata dalam penyusunan tugas makalah ini.



Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................iii
a.       Latar Belakang..............................................................................iii
b.      Rumusan Masalah.........................................................................iii
c.       Tujuan............................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................1
a.       Pengertian Supervisi Pendidikan........................................................1
b.      Tujuan  Supervisi Pendidikan............................................................2
c.       Fungsi Supervisi......................................................................................5
d.      Prinsip-Prinsip Pendidikan Serta Macam-Macam Supervisi..........................................................................................7
e.       Metode Dalam Supervisi Pendidikan..................................................11
f.       Tugas dan tanggung jawab Supervisi Pendidikan...................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................16
a.       Kesimpulan.....................................................................................16
Daftar Pustaka............................................................................................17






Bab I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk menigkatkan sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya mnausia adalah dengan melalui proses pembelajaran.
            Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus pengembangan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang yang dididk di lembaga pendididkan terlatih dengan baik dan qulified. Potensi sumber daya guru tersebut perlu terus bertumbuh dan dikembangkan agar dapat melakukan fungsinya secara potensial.
            Masyarakat khususnya para orang tua siswa secara utuh menyerahkan pendidikan anaknya kepada guru sebagai tempat untuk mengembangkan potensinya. Hal ini membuktikan betapa penting peran seorang guru. Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja guru tataran institusional dan eksperiensial adalah dengan melalkukan pengawasan/supervisi. Untuk memahami supervisi pendidikan maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah memahami supervisi itu sendiri. Hal inilah yang akan dipaparkan oleh pemakalah.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian supervisi pendidikan ?
2.      Apa saja tujuan dan fungsi supervisi pendidikan ?
3.      Bagaimana prinsip-prinsip supervisi pendidikan serta macam-macam dan jenis supervisi pendidikan?
4.      Bagaimana metode dalam supervisi pendidikan ?
5.      Bagaiman tugas dan tanggung jawab supervisi pendidikan




C.     Tujuan
1.      Mengetahui  pengertian supervisi pendidikan
2.      Mengetahui  tujuan dan fungsi supervisi pendidikan
3.      Mengetahui prinsip-prinsip supervisi pendidikan serta macam-macam dan jenis supervisi pendidikan
4.      Mengetahui apa saja metode dalam supervisi pendidikan
5.      Mengetahui  tugas dan tanggung jawab supervisi pendidikan




Bab II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Supervisi pendidikan
Secara etimologis “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan jadi, secara etimologi supervisi berati penglihatan dari atas pengertian seperti itu arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat kedudukan lebi tinggi dari pada yang dilihat[1]. Dalam bahasa inggris supervision berarti pengawasan dibidang pendidikan. Orang melakukan pengawasan di sebut dengan supervisi, seorang supervisi mempunyai posisi diatas atau memiliki kedufukan yang lebih dari orang yang di supervisinya[2].
Pengertian supervisi pendidikan dari beberapa ahli :
·         Neagly (1980: 20) dikutip oleh Made Pirata, mengemukakan bahwa setiap layanan-layanan pada guru  yang bertujuan mengahasilkan perbaikan instruksional, belajar dan kurikulum dikatakan supervisi. Supervisi disisni diartikan sebagai bantuan dan bimbingan kepada guru-guru dalam bidang instruksional, belajar dan kurikulum, dalam usahanya mencapai tujuan sekolah.
·         Kimbal Willes (1956: 8) berpendapat bahwa “ supervision is an assitance in the development of a better teching- learning situation”, yaitu suatu bantuan dalam pengebangan peningkatan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
·         N. A. Ametembun (1981: 5) meneruskan bahwa supervisi pendidikan adalah pembiaan ke arah perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan yang dimaksudkan berupa bimbingan atau tuntutan kearah perbaiakan situasi pendidika pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.
·         Sergiovanni (1971: 223) yang dikutip Made Pidarta  mengemukakan pernyataan yang berhubungan dengan suprvisi sebagai berikut. (1) supervisi lebih kepada proses dari pada peranan, (2) Supervisi adalah suatu proses yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadapa asapek-aspek tujuan sekolah yang bergantung secara langsung kepada ppersonalia yang lain, untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah itu[3].
Text Box: Perilaku mengajarText Box: Perilaku BelajarText Box: Perilaku Supervisi/Pembinaan profesinalText Box: Hasil BelajarBerdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hakikat supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan provesional yang dimaksudkan adalah segala usaha yang memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secar profesional, sehinnga mereka dapat lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokonya, yaitu memperbaiki dan meningkatakan prosese belajar murid-murid[4] .
            Model Hubungan supervisi, proses mengajar belajar dan hasil belajar .











Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa pengajaran sangat tergantung pada kemampuan mengajar guru, maka kegiatan supervisi menaruh perhatian utama pada peningkatan kemampuan provesional guru, yang pada gilirannya akan meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Dalam analisi terakhir, kualitas supervisi akan direfleksikan  pada peningkatan hasil belajar murid.
B.     Tujuan Supervisi
Secara umum supervisi  pendidikan bertujuan untuk mengontrol dan menilai semua komponen-komponen yang terkait dalam dunia pendidikan. Bafadal mengungkapakan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah untuk membantu gru mengembangkan kemampuannya, mencapai tujuan pengajaran yang di canangkan untuk murid-muridnya. Subari (1994) mengungkapkan bahwa tujuan dan tugas pokok supervisor adalah menolong guru agar mampu melihat persoalan yang dihadapi. Lebih kanjut diungkapkan bahwa tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Soetopo (2001) bahwa tujuan pengawasan adalah “ (1) agar melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan, prosedur, perintah yang ditetapkan, (2) agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, (3) agar sarana yanga ada dapat didayagunakan secara efektif dan evisien dan (4) agar diketahui kelemahan dan kesulitan organisasi kemudian di cari jalan terbaiknya”[5].
Tujuan supervisi pendidikan menurut para Ahli yang berkennan dengan kognitif, psikomotorikdan juga berkenaan dengan aspek afektifnya :
a.       Bafadel
·         Pengawasan kualitas, yaitu supervisor bisa memonitor kegiatan prosese belajar mengajar disekolah. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan kunjungan ke kelas-kelas secara langsung disaat guru sedang mengajar, berbicara secara pribadi dengan guru ataupun dengan teman sejawat ataupun dengan sebagian murid-murid.
·         Pengembangan profesional, yaitu supervisor bisamembantu guru membantu kemampuannya memahami pengajaran dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu. Teknik-teknik itu tidak saja bersifat individu tapi juga bersifat kelompok.
·         Memotivasi guru, yaitu supervisor bisa mendorong guru menggunakan kemampuannya dalam melaksankan tugas-tugas mengajarnya mendorong guru menggembangkan kemampuannya sendiri serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh terhadap tuhas dan tanggung jawabnya[6].
b.       N. A. Ametembun (1981: 28) merumuskan tujuan – tujuan supervisi pendidikan dengan memperhatikan beberapa faktor yang sifatnya khusus, adapun tujuannya :
·         Membina kepala sekolah dan guru agar lebih memahami tujuan pendidkika yang sebenarnya dan peranan sekolah untuk mencapai tujuan itu.
·         Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru yang mempersiapakn peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang efektif.
·         Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosa secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan belajar-mengajar, serta membantu dalam hal perbaikan.
·         Meningkatkan kesadan kepala sekolah dan guru serta para warga sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratif ddan kooperatif, serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.
·         Memperbesar ambisi guru- guru  untuk meningkatkan mutu layanannya secara maksimal dalam bidang profesinya (keahlian) meningkatkan ‘achievenment motive’.
·         Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah kepada masyarakat dalam mengembangkan program-program pendidikan.
·         Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat mengevaluasi  aktivitasnya dalam konteks tuuan-tujuan aktivitas pengembangan peserta didik.
·         Menegmbangkan ‘esprit de corps’, guru-guru yaitu adanya rasa kesatuan dan persatuan (koagulasi) antar guru-guru[7].
Dari uraian diatas adapat diambil kesimpulan mengenai tujuan supervisi itu di bagi dalam dua macam, yaitu supervisi manajerial dan supervisi akademik.
·         Supervisi manajerial bertujuan memberi bantuan/bimbingan kepada kepala sekolah dan staf agar lebih meningkat kinerjanya dalam mengelola sekolah sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas satuan pendidikannya.
·         Supervisi akademik bertujuan dalam membantu dan memberi kemudahan kepada para guru untuk belajar bagaimana mereka untuk meningkatkan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik[8] .
C.     Fungsi Supervisi Pendidikan
a.       Menurut Sweiringen
·         Mengkoordinasi semua usaha sekolah
·         Memperlengakapi kepemimpinan sekolah sekolah
·         Memperluas pengalaman guru
·         Menstimulur usaha-usaha yang kreatif
·         Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
·         Menganalisis situasi belajar mengajar
·         Memberikan pengetahuna dan keterampilan kepada setiap anggota staf
·         Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu pendidikan dalam peningkatan kemampuan mengajar guru[9]
b.      Ametembun (1981) menyatakan seorang supervisor hendaknya melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut :
a)      Penelitian
Proses penelitian ilmiah adalah sbb :
·         Merumuskan pokok masalah
·         Pengumpulan data
·         Pengolahan data
·         Konklusi hasil penelitian
b)      Penilaian
c)      Perbaikan
d)      Peningkatan[10]
Fungsi pendidikan yang sangat penting yang harus diketahui oleh para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah adalah sebagi berikut :
1.      Dalam bidang Kepemimpinan
a)      Menyusun rencana dan policy bersama
b)      Mengikut sertakan anggota-anggota kelompok (guru, pegawai dan masyarakat) dalam berbagai kegiatan
c)      Memberikan bantuan dan pertolongan kepada anggota kelompok dalam memecahkan berbagai macam persoalan
d)      Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok atau memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok
e)      Mengikut sertakan anggota dalam menetapkan persoalan-persoalan
f)       Membagi-bagi tugas dan wewenang kepada kelompok sesuai dengan fungsi dan keterampilan masing-masing
2.      Dalam hubungan kemanusiaan
a)      Memanfaatkan kesalahan dan kekeliruan yang terjadi sebagai pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun anggota
b)      Membantu mengatasi kekurangan maupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis dan sebagainya
c)      Mengarahkan anggota kelompok keapada sikap-sikap yang demokratis
d)      Menghilangkan rasa curiga-mencurigai antar anggota kelompok
e)      Memupuk rasa saling menghormati diantara sesama anggota kelompok
3.      Dalam pembinaan proses
a)      Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, nbaik kelemahan maupun kemampuan masing-masing
b)      Memelihara sikap percaya mempercayai antar sesama anggota dan pemimpin
c)      Memupuk sikap kesediaan saling tolong menolong
d)      Memperbesar rasa tanggung jawab antar anggota
e)      Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan masalah dan perselisihan pendapat antar anggota kelompok
f)       Menguaisai teknik-teknik memimpin rapat dan pertemuan-pertemuan lainnya
4.      Dalam bidnag administarsi personal
a)      Memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang sesuai dengan pekerjaan yang dibutuhkan.
b)      Menempatkan personil pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c)      Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan menigkatkan daya kerja serta hasil maksimal.
5.      Dalam bidang evaliuasi
a)      Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secar khusus dan terperinci.
b)      Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian.
c)      Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap, benar dan dapat diakui sesuai dengan norma-norma yang ada.
d)      Menyimpulkan dan menafsikan hasil-hasil penilaian sehingga mendapat gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan  untuk mendapat perbaikan[11].

D.     prinsip-prinsip supervisi pendidikan serta macam-macam dan jenis supervisi pendidikan
1.      Prinsip-prinsip supervisi pendidikan
Supervisi pendidikan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip tertent. Prinsi-prinsip supervisi pendidikan  secara umum ini menurut Soetopo (2001) ada tujuh prinsip supervisi sebgai berikut :
a)      Prinsip organisasional, artinya pengwasan yang dilakukan dalam kerangka organisasi yang melingkupinya.
b)      Prinsip perbaikan, artinya pengawasan berusaha mengetahui kelemahan dan kekurangan, kemudian dicari jalan pemecahan agar manajemen dapat berjalan sesuai dengan standar dan organisasi dapat mencapai tujuan.
c)      Prinsip komunikasm artinya pengawasan dilakukan untuk menjalin kerja sama antara atasan dan bawahan.
d)      Prinsip pencegahan, artinya pengawasan dilakukan untuk mencegah adanya kesalahan dlam mengelola komponen-komponen organisasi.
e)      Prinsip pengendalian, artinya pengawasan dilakukan agar semua proses manajemen berada pada temoat yang telah ditetapkan sebelumnya.
f)       Prinsip objektif, artinya pengawasan dilakukan berdasarkan data yang nyata di lapangan tampa menggunakan penilaian dan tafsiran subjektif pengawas.
g)      Prinsip kontinuitas, artinya pengawasan dilakukan secraa terus-menerus, baik selama berlangsungnya pelaksanaan maupun setelak pelaksanaan pekerjaan.
Lebih khusus Bafadal (2008) menyebutkan prinsip-prinsip supervisi pengajaran sebagai berikut :
a)      Mampu mneciptakan hubungan yang harmonis.
b)      Harus dilakukan secara berkesinambungan
c)      Harus demokratis.
d)      Komporatif.
e)      Konstruktif.
f)       Objektif
2.      Macam-macam Supervisi pendidikan
Berdasarkan sudut pandang organisasi, dibagi menjadi :
a)      Pengawasan intern, yaitu pengawasan yang dilakukan terhadap unit-unit kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan. Contoh, kendepdiknas kotamadya/kabupaten dsb.
b)      Pengawasan ekstern, yaitu pengwasan yang dilakukan oleh jajaran organisasi. Contoh, BPK memeriksa pelaksanaan anggaran di Kanwil, Depdiknas.
Berdasarkan pada sudut pandang waktu dibagi menjadi :
a)      Pengawasan kontinu, yaitu pengawasan yang dilakukan terus menerus selama berlangsungnya kegiatan. Hal ini dilakuakan oleh pengawasa sebagai kegiatan ruti sehari-hari
b)      Pengawasan berkal, yaitu pengawasan yang dilakukan setiap jangka waktu tertentu, misalnya bulanan, dwibulan, triwulan dsb.
c)      Pengawasan temporer, yaitu pengawasan yang dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan tertentu.
Berdasarkan sudut pandang substansi pengawasan dibagi menjadi beberapa point :
a)      Pengawasan bidang personel
b)      Pengawasan bidang sarana dan prasarana
c)      Pengawasan bidang akademik
d)      Pengawasan bidang akademik, termasuk kurikulum
e)      Pengawasan bidang opersional
f)       Pengawasan bidang kesiswaan
g)      Pengawasan bidang keuangan
h)      Pengawasan bidang hubungan dan masyarakat
3.      Tipe atau gaya supervisi pendidikan
      Dalam manunaikan fungsi  supervisi, seorang supervisor pendidikan dapat memperlihatkan berbagai gaya, bentuk atau cara supervisi. Ametembun (1981) menyebutkan bahwa gaya atau cara supervisi dibrdakan menjadi empat macam gaya dasar pendidikan atau pengajaran yaitu: (1) supervisi yang otokratis, (2) supervisi yang demokratis, (3) supervisi yang Laissez-Faire, (4) supervisi yang manipulasi diplomatik. Gaya-gaya tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Supervisi yang otokratis
Seorang supervisor yang otokratis, menggangap bahwa fungsinya adalah menentukan sendiri segala sesuatu yang harus dilaksanakan oleh orang-orang yang harus disupervisinya. Iapun dengan seksama mengawasi bagaimana keinginannya itu dapat dilaksanakan oleh orang-orang yang disupervisi dengan sebaik-baiknya.
2.      Supervisi yang demokratis
Seorang supervisor yang demokratis, yakni fungsinya adalah membina orang-orang yang disupervisi, menentukan bersama apa yang akan dikerjakan, memikirkan bersama prosedurbdan cara-cara pelaksanaanya, dan bekerja sama mewujudkan rencana-rencana yang telah ditetepkan bersama, serta menilai bersama hasil-hasil yang dicapai.
Tabel perbedaan supervasi otokratis dan demokratsi [12]:
No.
Supervisor otokratis
Supervisor demokratis
1.        
Beranggapan bahwa ia dapat melihat dan menemukan semua segi-segi masalah yang dihadapinya
Menyadari bahwa kemampuan sekian puluh anggota stafnya merupakan potensi yang dapat melebihi kemampuannya sendiri.
2.
Tidak tahu atau tidak mau memanfaatkan pengalaman orang lain
Dapat dan berusaha memanfaatkan pengalaman orang lain
3.
Tidak dapat atau tidak bersedia melepaskan kekuasaan dari tangannya
Tahu bagaimana mendelegasikan tugas dan tanggung jawabnya
4.
Biasanya sangat tertarik pada pekerjaan-pekerjaan rutinnya, sehingga sukar melihat masalah-masalah yang lebih besar
Dapat melepaskan diri dari tugas-tugas rutin, sehingga dapat mengembangkan kepemimpinan yang kreatif
5.
Berprasangka terhadap ide-ide baru
Dapat melekas mengakui dan menghargai ide orang lain
6.
Mempunyai sifat sebagai orang yang lebih tahu
Memelihara sikap yang ramah sebagai penolong dan penasihat
7.
Tidak mau mengakui bahwa ia memiliki sifat-sifat yang otokratis
Selalu berusaha menerapkan cara-cara yang demokratis
8.
Kurang memberi kesempatan kepada orang lain untuk maju sebagai pemimpin
Selalu berusaha melaksanakan tugas memimpinb adalah menimbulkan kepemimpinan yang dipimpin.


3.      Supervisi yang Laisse-Faire
Supervisi yang Laisse-Faire menginterpretasikan supervisi yang demokratis dengan memberikan kebebasan, keleluasaan kepada orang-orang yang disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik.  Dan mempercayakan saja segala sesuatu kepada orang-orang yang disupervisi untuk melakukannya. Segala sesuatu diserahkan dan terserah kepada orang-orang yang disupervisi untuk melakukannya.
4.      Supervisi yang manipulasi diplomatik
Seorang yang supervisor yang manipulasi diplomatik mengartikan supervisi yang demokratis sebagai direkting yakni memberikan pengarahan kepada orang-orang yang disupervisi untuk melaksanakan apa yang dikehendaki supervisor dengan cara-cara manipulasi (muslihat yang halus)[13].

E.     Metode dalam supervisi pendidikan
       Untuk mencapai tujuan supervisi pendidikan seorang supervor dapat menggunakan metode yang tepat dan cocok, antara lain :
1.      Metode Langsung (direct method)
Bila supervisor mneghadapi ornag-oranag yang supervisi tampa perantara, maka diakatakan ia menggunakan metode langsung, baik individual dan kelompok. Misalnya rapak kerja sekolah, pertemuan guru antar bidang studi.
2.      Metode tak Langsung
Bila dalam mencapai sasaran supervisi, supervisor mengadakan kontak tidak langsung atau menggunakan alat/benda atau media dalam pelaksanaan supervisi, maka ia mneggunakan metode tidak langsung. Misalnya, menggunakan papan pengumuman, angket, sisran radio[14].
3.      Metode Kolaboratif
Metode ini merupakan metode yang memadukan antara metode langsung dan metode tak langsung. Pada metode ini, supervisor dan kepala sekolah, guru dan staf sekolah bersama-sama dan sepakat untuk menetapkan struktur, proses, dan ktiteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang di hadapi[15].
F.       Tugas dan tanggung jawab Supervisi Pendidikan
1.      Tugas Supervisi Pendidikan
Menurut Keputusan Menteri P & K RI No. 0134/1977, tugas supervisi (pengawas) dalam pendidikan diperinci :
a)      Mengendalikan pelaksanaan kurikulum meliputi metode, isi, penyajian, penggunaan alat perlengkapan dan penilaian agar berlangsung sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
b)      Pengendalian tenaga teknis sekolah agar terpenuhi persyaratan formal yang berlaku dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan dan pertauran perundang-undangan yang berlaku.
c)      Mengendalikan pengadaan, pengunaan, pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah dengan ketentuan dan peraturan perundang- undangan yang berlakuserta menjaga agar kualitas sarana prasarana sekolah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
d)      Mengendalikan tata usaha sekolah meliputi urusan kepegawaian, urusan keuangan urusan perkantoran  agar berjalan dengan ketentuan dan oeraturan perundang-undangan yang berlaku.
e)      Mengendalikann hubungan kerja sama antar masyarakat, antar lain pemerintah daerah, dunia usaha dsb.
f)       Menilai pelaksannan kerja teknis sekolah.
g)      Menilai pemanfaat saran sekolah.
h)      Meniali efesiensi dan efektifitas tata usaha sekolah.
i)        Menilai hubungan kerja sama dengan masyarakat , antara lain, pemerintah daearah, dunia usaha, dan lain-lain.
               Tugas supervisi pendidikan terkait dengan bantuan dan bimbingan terhadap guru di sekolah , dapat diperinci sebagai berikut.
1.      Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik.
2.      Membantu mengembangkan dan memperbaiki baik secara individu maupun secara individual secara bersama-sama.
3.      Membantu seluruh staf sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan proses pembelajaran.
4.      Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif.
5.      Membantu secara individual.
6.      Memebantu grur agar dapat menilai para peserta didik dengan baik.
7.      Menstrimulur guru agar dapat menilai kdiri dan pekerjaannya.
8.      Membantu guru merasa bergairah dalam pekerjaannya dengan penuh rasa aman.
9.      Membanu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan bangsanya.
10.  Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah[16].
               Sesuai dengan SK. Menpan No. 118/1996 Bab II pasal 3 ayat (1), tugas pengawasan pendidikan disekolah umum dan penyelenggaraan  pendidikan di madrasah baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung jawabnya. Bidang pengawasan pendidikan di lingkungan pendidikan nasional meliputi :
1.      Taman Kanak-kanak (TK)
2.      Sekolah Dasar (SD)
3.      Sekolah Lanjutan Tingkatan Pertama (SLTP) 
4.      Sekolah Menengah Umum (SMU)
5.      Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
6.      Sekolah Luar Biasa (SLB)
Sementara pada Madrasah di lingkungan departemen agama meliputi,
1.      Raudhatul Ahfal (RA)/ Busnatul Athfal (BA)
2.      Madrasah Ibtidaiyah (MI)
3.      Madrasah Tsnawiyah (MTs)
4.      Madrasah Aliyah (MA)
5.      Madrasah Diniyah (MD) baik Negeri maupun Swasta[17]
2.      Tanggung jawab Supervisor pendidikan
      Mengacu pada SK. Menpan Nomor 118 Tahun 2006 tentag jabatan Funsional pengawasan dan angka kreditnya, dan keputusan bersama Memdikbud Nomor 0342/0/1996 dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 36 tahun 1996 tentang pelaksanaan jabatan fungsional pengawasan sekolah dan angka kreditnya, serta PP no 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dapat ditemukan tentang tugas dan tanggungjawab pengawasan satuan pendidikan sebagai berikut.
a.       Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.
b.      Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c.       Tanggug jawab yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan manajerial, sedangkan tamggung jawab yang kedua merujuk pada supervisi atau pengawasan akademik.
       Sejalan dan tanggung jawab supervisi (pengawas) pada satuan pendidikan sebagaimana dikemukakan di atas, kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai berikut :
a.       Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah.
b.      Melakukan monitoring pelaksanaan program sekolah dan pengembangan.
c.       Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah[18] .
Matrik Tanggung jawab Supervisor Pendidikan[19]
Tanggung Jawab
Pengawasan Akademik (Teknis Pendidikan/Pembelajaran)
Pengawasan Manajerial (Administrasi dan Manajemen sekolah )
Inspecting (pengawasan)
















Advising
(Menasehati)
-          Pelaksanaan Kurikulum Mata Pelajaran
-          Proses pembelajaran/praktikum/studi lapangan
-          Kegiatan ekstrakulikuler
-          Penggunaan media, alat bantu dan sumber belajar
-          Kemajuan belajar siswa lingkungan belajar
-          Menasehati guru dalam pembelajaranbimbingan yang efektif
-          Guru dalam meningkatkan kompetensi profesioonal
-          Guru dalam pelaksanaan penilaian  proses dan hasil belajar
-          Guru dalam melaksanakan penilaina proses dan hasil belajar
-          Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
-          Guru dalam meningkatkan kompetensi pribadi, sosial, pedagogik
-          Pelaksanaan kurikulum sekolah
-          penyelenggaraan administrasi sekolah
-          kinerja kepala sekolah dan staf sekolah
-          kemajuan pelaksanaan pendidikan sekolah
-          kerjasama sekolah dengan masyarakat
-          kepala sekolah dalam mengelola pendidikan
-          kepala sekolah dalam melaksanakan inovasi pendidikan
-          kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan
-          profesinalisme kepala sekolah
-          menasehati staf sekolah dalam melaksanakan tugas administarsi sekolah
-          kepala dan staf sekolah dalam kesejahteraan sekolah
Monitoring
(memantau)
-           ketahanan pembelajaran
-          Pelakasaan ujian mata pelajaran
-          Standar mutu hasil belajar siswa
-          Pengembangan  profesi guru
-          Pengadaan dan pemanfaatan sumber-sumber belajar
-          Penyelenggaraan kurikulum administrasi sekolah
-          Manajemen sekolah
-          Kemajuan sekolah
-          Pengembangan SDM sekolah
-          Penyelenggaraan ujian sekolah
-          Penyelenggaraan penerimaan mahasiswa baru
Coordinating
(mengkoordinasi)
-          Pelaksanaan inovas pembelajaran
-          Pengadaan sumber- sumber belajar
-          Kegiatan penngkkatan kemampuan profesi guru

-          Mengoordinasi peningkatan mutu SDM sekolah
-          Penyelenggaraan inovasi sekolah
-          Mengoordinasi akreditasi sekolah
-          Mengoordinasi kegiatan sumber daya pendidikan
Reportinng
(melaporkan)
-          Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran
-          Kemajuan belajar siswa
-          Pelaksanaan tugas pengawasan akademik
-          Kinerja kepala sekolah
-          Kinerja staf sekolah
-          Standar mutu pendidikan
-          Inovasi pendidikan


















Bab III
KESIMPULAN
       Kegiatan supervisi pendidikan merupakan proses aktivitas Untuk meningkatkan kemapuan profesional guru, dalam jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan belajra anak. Sasaran program supervisi ditunjukkan langsung kepada guru yang melayani kegiatan belajar, namun demikian program supervisi pendidikan juga memerhatikan pertumbuhan belajar murid. Maka pada hakikatnya supervisi pendidikan pelaksanaan dapat diartikan sebagai bimbingan profesional bagi guru-guru. Dalam pelaksanaan supervisi perlu pemahaman dan keterampilan yang provesional. Provesional dalam mengorganisasi guru, mrnguasai teknik-teknik supervisi, dan memiliki perilaku etik yang baik.


















Daftar Pustaka
Gunawan, Ary H. 1996. Administrasi sekolah administrasi pendidikan mikro. jakarta : Rineka Cipta
Asf, Jasmani, dkk. 2013. Supervisi Pendidikan (terobosan baru dalam peningkatan kinerja pengawas sekolah dan guru ). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Subari. 1994. Supervisi pendidikan dalam rangka perbaiakn situasi mengajar. Jakarta: bumi aksara
Manajemen. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta


[1] Subari. Supervisi pendidikan (dalam rangka perbaikan situasi mengajar ), (Jakarta: Bumi Aksara, 1994). Hal. 1
[2] Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 25-26

[3] Alfabeta. Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011). Hal. 312-313
[4] Ibid. Hal. 313
[5] Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 31- 33
[6] Ibid. Hal. 33-34
[7] Alfabeta. Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011). Hal. 316
[8] Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 34-35
[9] Ary H. Gunawan. Admistrasi sekolah administrasi pendidikan mikro, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996). Hal. 199
[10] Jasmani Asf. Dkk, op.cit., hal.41-43
[11] Ibid. Hal. 42-44
[12] Alfabeta. Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011). Hal. 322
[13] Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 51-52
[14] Ary H. Gunawan. Admistrasi sekolah administrasi pendidikan mikro, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996). Hal. 203
[15] Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal
[16] Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 105-107
[17] Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 109-110
[18] Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 110-111
[19] Ibid. Hal. 113-114

Tidak ada komentar:

Posting Komentar